My Precious Life: Program UAD Tekan Kasus Bunuh Diri di Gunungkidul

oleh -947 Dilihat
oleh
bunuh diri
Lansia diajak memainkan permainan Mbalang Lintang. Permainan yang digagas untuk menyampaikan pesan dan edukasi agar lansia meminta pertolongan kepada orang sekitar saat menghadapi tekanan. (dok. Eksha Team UAD)

GUNUNGKIDUL, (KH),– Tim Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) Pengabdian Masyarakat (PM) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) 2024 atau yang dikenal juga dengan Eksha Team, telah menyelesaikan program inovatif bertajuk “My Precious Life” di Dusun Ngampel, Desa Giripanggung, Tepus, Kabupaten Gunungkidul. Program ini berisi rangkaian kegiatan dengan harapan warga sasaran memiliki pengalaman dalam mencegah risiko bunuh diri.

Public Relations Eksha Team, Nur Asifa menyampaikan, program telah berlangsung selama tiga bulan. Dimulai pada bulan April hingga Juli 2024.

“Program ini menjadi bagian dari upaya mengurangi tingginya angka bunuh diri di Gunungkidul, khususnya wilayah sasaran program. Seringkali perkara bunuh diri dikaitkan dengan narasi mitos pulung gantung,” tuturnya belum lama ini.

Mengutip data Polres Gunungkidul, angka bunuh diri di kabupaten berjuluk Handayani ini dalam rentang waktu 2019-2023, selalu berkisar antara 20-30-an kejadian.

“My Precious Life”, sambung Nur, hadir sebagai inisiatif untuk memberikan dukungan psikologis kepada masyarakat setempat. Tim PKM-PM UAD 2024 Eksha Team yang terlibat dalam program ini yaitu Sri Kushartati S.Psi. M.A., Psikolog., Dimas Brian Adi Putra, Alvin Nuru Syah Gunawan, Raka Pramudita Hidayat, Mahia Nasywa Paramesti, dan Nur Asfia.

My Precious Life terdiri dari tiga rangkaian kegiatan utama: (1.) Training of Trainer kepada kader PKK sebagai bekal pengetahuan dan keterampilan untuk melakukan deteksi dini terhadap risiko bunuh diri serta membantu warga yang membutuhkan untuk menyalurkannya ke fasilitas kesehatan terdekat. (2) Psikoedukasi melalui permainan Mbalang Lintang kepada lansia selaku kelompok rentan.

“Permainan ini dirancang dengan memposisikan lansia sebagai astronot yang terjebak di luar angkasa dan mencoba kembali ke bumi dengan melempar bintang sebagai tanda meminta pertolongan, secara filosofis permainan ini menggambarkan lansia yang berada di tengah tekanan hidup dan mencoba bertahan hidup dengan menemukan kebermaknaan hidupnya dan mengajarkan lansia untuk meminta pertolongan ke lingkungan sekitar,” papar Nur.

Namun demikian tidak hanya lansia saja yang dapat memainkan permainan ini. Siapa saja dapat memainkan Mbalang Lintang.

“Adapun yang ke- 3, digelar Psychological Campaign berupa banner, poster dan flyer untuk seluruh masyarakat mengingat sulitnya jaringan internet di dusun tempat berlangsungnya program, sehingga penyebaran informasi secara langsung dirasa lebih efektif,” kata Nur lagi.

Tokoh masyarakat dan kader PKK Desa Giripanggung menunjukkan antusiasme dan dukungan terhadap inisiatif ini. Program “My Precious Life” ini diharapkan dapat menjadi pengetahuan baru dan pengalaman bagi masyarakat Dusun Ngampel dalam rangka melakukan deteksi dini terhadap berbagai risiko bunuh diri.

“Kami ingin agar masyarakat mendapatkan pertolongan pertama yang tepat dari lingkungan sekitarnya dan dapat dirujuk ke layanan kesehatan terdekat,” imbuhnya.

Selesainya program bukan menjadi indikator utama keberhasilan program. Tetapi lahirnya upaya berkelanjutan oleh masyarakat guna menciptakan lingkungan yang lebih sehat dan nyaman bagi warga merupakan harapan banyak pihak.

Implementasi program diakhiri dengan seremonial perpisahan dan penandatangan surat pernyataan komitmen keberlanjutan program “My Precious Life” di Desa Giripanggung.(red)

Berbagi artikel melalui:

Komentar

Komentar