Menjelang Ramadhan, Beberapa Harga Komoditas Bahan Pokok Naik

oleh -
oleh
pasar argosari
Pedagang di Pasar Argosari. (KH)
iklan dprd

WONOSARI, (KH),— Beberapa jenis komoditas bahan makanan pokok di pasar tradisional Gunungkidul terpantau mengalami kenaikan harga menjelang bulan Puasa. Yang paling mencolok kenaikan harga terjadi pada komoditas cabai dan daging.

Kenaikan harga tersebut disinyalir karena mulai naiknya permintaan konsumen, dan dibarengi dengan berkurangnya stok barang di pasaran.

Kenaikan harga beberapa jenis bahan pokok ini terpantau di pasar Argosari, Wonosari. Pasar Argosari merupakan pasar tradisional terbesar di Gunungkidul. Dalam seminggu terakhir ini, kenaikan harga terutama komoditas jenis Cabai, Bawang Merah dan daging tergolong cukup mencolok.

Niken Wijayanti, seorang pembeli yang ditemui di pasar Argosari menyatakan, bahwa kenaikan harga cukup membuat dirinya harus berhemat saat belanja bahan pokok.

iklan golkar idul fitri 2024

“Ekonomi baru sulit, dengan naiknya harga ini, kami harus pintar-pintar berhemat,” ujarnya, Rabu (7/4/2021).

Selain harus pintar berhemat, sebagai konsumen, Niken tetap berharap Pemerintah akan membantu mengendalikan kenaikan harga bahan pokok menjelang bulan Ramadhan.

Kenaikan harga komoditas daging Ayam misalnya, terjadi kenaikan sebesar 4 Ribu Rupiah, dari yang semula per Kilogram seharga Rp 28.000 saat ini menjadi Rp 32.000.

Untuk daging Sapi kualitas nomer satu, sebelumnya rata-rata dijual Rp 110.000 kemudian mengalami kenaikan rata-rata Rp 20.000 per Kilogramnya, sehingga menjadi Rp 130.000.

Adapun untuk harga Bawang merah mengalami kenaikan dari semula Rp 26.000 menjadi Rp 30.000.

Diakui oleh Sugiyanti, seorang pedagang di los Pasar Argosari, bahwa kenaikan harga tertinggi terjadi pada komoditas Cabai Rawit Merah.

“Rata-rata untuk cabai harganya naik kisaran 40 ribu rupiah per Kilogramnya. Beberapa waktu yang lalu kami masih bisa menjual per Kilogramnya Rp 80 ribu, sekarang rata-rata menjadi 120 ribu rupiah,” ujarnya.

Menurut Sugiyanti, jenis Cabai Hijau juga mengalami kenaikan harga cukup lumayan, sekitar 9 ribu Rupiah per Kilogramnya. Semula Rp 25.000 per Kilogram menjadi kisaran Rp 34.000.

Menurut para pedagang yang lain, kenaikan harga ini mulai dirasakan sekitar tiga minggu terakhir.

“Sulitnya barang dipengaruhi oleh cuaca buruk yang menghambat pengiriman. Banyak petani gagal panen akibat cuaca,” terang dia.

Dampak kenaikan harga ini, tidak hanya dirasakan oleh para pembeli, para  pedagang juga harus bersiasat menjalankan usahanya. Saat ini mereka tidak berani menyetok dagangan dalam jumlah bamyak, terutama komoditas sayuran yang mudah rusak atau busuk.

“Saat ini, pelanggan kami hanya membeli barang sedikit-sedikit, jadi kami juga kulakan barang tidak berani jumlah banyak, takut busuk,” terang Sugiyanti.

Kenaikan harga ini, diprediksi akan semakin terjadi ketika sudah memasuki bulan Puasa dan mendekati Lebaran. Untuk itu mereka berharap, pemerintah terjun mengupayakan solusi untuk mengantisipasinya. [Edi Padmo]

Berbagi artikel melalui:

Komentar

Komentar