“Ada sekitar 40 karya seni rupa, karya instalasi tiga dimensi dan patung,” kata dia. Sengaja pameran seni rupa khusus untu perupa Gunungkidul dilaksanakan tidak menyatu dengan gelaran FKY di Yogyakarta, dengan alasan space yang disediakan dinilai kurang memadai.
“Kami juga punya konsep sendiri. Pesan dari konsep ‘Mulanira’ agar penonton warga Gunungkidul lebih memahami masa lalu dan asal usulnya,” jelas dia.
Salah satu wajah atau citra Gunungkidul yang ditampilkan dalam bingkai lukisan yakni tetang kesederhanaan. Lukisan seorang yang berdiri di balik jendela dengan dinding anyaman bambu yang berlubang menjadi salah satu perwakilan kesederhanaan itu.
Dijadwalkan pameran juga akan dihadiri anak-anak sekolah untuk melihat karya dan mengapresiasi berikut mengikuti workshop seni rupa.
Dalam kesempatan yang sama, Kepala Dinas Kebudayaan Gunungkidul, Agus Kamtono berharap dengan digelarnya pameran dapat mengangkat potensi seni di Gunungkidul. “Silahkan terus berkarya dan menunjukkan talenta,” pinta dia.
Menurutnya, dengan adanya pameran seni rupa akan memicu kreativitas dibindang seni rupa. Di samping itu diyakini pula akan memicu munculnya perupa-perupa junior.
“Pameran juga akan memicu prestasi perupa Gunungkidul. Kalau tidak diadakan pameran tidak diketahui sejauhmana prestasi perupa Gunungkidul. Kami dukung seni rupa agar berkembang dengan baik,” tukas dia. (Kandar)