GUNUNGKIDUL, (KH),– Musim hujan pada setiap awal tahun seperti saat ini memiliki kecenderungan meningkatkan populasi nyamuk. Sehingga, penderita sakit demam akibat gigitan nyamuk Aedes Aegypti hampir selalu mengalami kenaikan.
Hingga triwulan pertama tahun 2020 ini saja, angka kasus Demam Berdarah Dangue (DBD) di Gunungkidul, Yogyakarta tergolong tinggi.
“DBD jumlahnya mencapai 334 kasus, dua diantaranya meninggal dunia,” kata Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Gunungkidul, Sumitro, belum lama ini.
Lebih lanjut disampaikan, kasus yang mengakibatkan korban meninggal dunia terjadi di wilayah Kecamatan Patuk.
Dia menuding masyarakat masih belum sepenuhnya serius mengenai pentingnya langkah Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) setiap kali datang musim hujan.
“Kesadaran masyarakat masih kurang,” imbuh dia. Masyarakat masih abai dengan adanya sarang nyamuk yang muncul setiap musim hujan.
Menurutnya siklus perkembangbiakan nyamuk setaip kali datang musim hujan harus diantisipasi. Dapat dilakukan dengan menaburkan abate ke genangan atau penampungan air.
“Gerakan 3 M masih sangat relevan. Menguras bak air, menubur benda bekas dan menutup tampungan air dapat menekan perkembangbiakan nyamuk,” kata Sumitro.
Terpisah, Kepala Dinas Kesehatan Gunungkidul, Dewi Irawaty mengajak masyarakat untuk menjalankan pola hidup bersih dan sehat selain melakukan langkah preventif pencegahan serangan nyamuk.
“Untuk fogging baru dilakukan setelah ada surat kewaspadaan dari rumah sakit,” kata Dewi. (Kandar)