WONOSARI, (KH),– Rabu, (8/5/2019) pagi murid-murid MI Darul Qur’an melaksanakan kegiatan pembelajaran seperti biasa. Didampingi guru, siswa masing-masing kelas berkumpul di sudut ruang atau halaman kelas sibuk membaca ayat-ayat Al Qur’an. Rupanya, mereka sedang melaksanakan kegiatan rutin hafalan Al-Qur’an.
MI Darul Quran memiliki program kegiatan unggulan berupa hafalan Al-Qur’an. Kepala MI Darul Qur’an, Anwarudin, mengatakan, Muatan Lokal wajib ini diberikan kepada siswa sejak lembaga pendidikan ini berdiri tahun 2013/2014 lalu.
Disebutkan, Tahfidz Al-Qur’an dengan metode klasikal diterapkan untuk anak kelas 1-3. Sementara untuk kelas 4-6 hafalan dilakukan secara mandiri.
“Metode bimbingan klasikal yakni guru membacakan ayat yang akan dihafalkan kemudian anak menirukan dengan melihat atau menyimak ayat yang dihafal,” katanya, saat ditemui di kompleks MI Darul Quran di Ledoksari, Wonosari, Gunungkidul.
Sementara untuk hafalan secara mandiri siswa menghafalkan ayat al-Qur’an sendiri-sendiri. Lalu akan meminta uji hafalan ayat-ayat yang telah dihafal kepada pembimbing jika telah merasa mampu menghafalnya.
Anwarudin menilai cara tersebut cukup efektif. Tiap tahunnya siswa diminta dapat menghafal 3 juz. Sehingga saat selesai pada jenjang kelas 5, siswa telah hafal 15 juz. Sementara untuk kelas 6, siswa sekedar mengulang-ulang hafalannya saja.
“Kelas 6 anak tak menghafal lagi tetapi fokus persiapan Ujuan Nasional,” imbuh Anwarudin. Sejak pertama kali program dijalankan, Anwarudin menganggap tak ada siswa yang merasa terbebani dengan tugas hafalan.
Lembaga pendidikan yang memiliki visi Terwujudnya Lembaga Terpadu Yang Menghasilkan Lulusan Berkepribadian, Berkualitas, Berkapasitas Global Dan Berwawasan Lingkungan ini nampaknya menjadi pilihan masyarakat, sebab, saat ini sekolah memiliki setidaknya 294 siswa. Tak ayal, sekolah terpadu di bawah naungan Yayasan Darul Quran ini menjadi MI paling subur di Gunungkidul. (Kandar)
