GUNUNGKIDUL, (KH),— Salah satu karya masterpiece perupa alm. Intan GS Bono ikut disertakan dalam pameran ‘Nyuworo’. Lukisan ‘Gerobak Sapi’ yang pernah ditawar senilai ratusan juta tersebut dipampang pada pameran yang diselenggarakan oleh komunitas Kembang Selatan.
Bernard, salah satu panitia mengatakan, setidaknya ada 3 karya Intan GS Bono yang turut dipamerkan. Karyanya melengkapi kriya 7 pelukis penyandang disabilitas asal Gunungkidul.
Sebagaimana diketahui, Intan GS Bono merupakan pelukis disabilitas asal Gunungkidul yang telah tutup usia. Namanya pun cukup populer. Meski belajar secara otodidak banyak karyanya yang dibeli orang asing.
Kepulangannya ke alam baka meninggalkan beberapa lukisan. Salah satunya merupakan masterpiece, yakni lukisan Gerobak Sapi.
“Karya teman disabilitas ada 20-an lukisan. Kemudian ditambah 8 pelukis partisipan yang masing-masing setidaknya menyertakan 2 karya,” kata Bernard di lokasi pameran di Monumen Radio PHB AURI PC-2, Playen, Gunungkidul, Minggu, (21/5/2023).
Tema Nyuworo (red: bersuara) diambil terkait erat dengan tempat penyelenggaraan pameran di monumen Radio PHB AURI PC-2. Sebagaimana catatan sejarahnya, stasiun radio ini punya peran penting atas diakuinya keberadaan Indonesia di mata dunia.
“Harapannya tempat ini tak sebatas dikenang sebagai bangunan bersejarah, tetapi juga menjadi tempat berbagai kegiatan yang produktif,” harap Bernard.
Sambung Bernard, sepertihalnya stasiun radio, para peserta pameran juga ingin bersuara melalui karya seni. Mereka bersuara sekaligus menunjukkan keberadaan.
Dia dan panitia lain menginginkan, kedepan lahir ragam kegiatan lain yang diselenggarakan di monumen berwujud bangunan limasan serta kampung ini.
Bernad menambahkan, terdapat 3 pelukis difable yang kali ini ikut pameran akan ikut pada perhelatan International Biennale Disability di Yogyakarta beberapa waktu kedepan. Mereka antara lain Rofitasari Rahayu dan Alfian Rahmadani penyandang disabilitas rungu wicara. Satu lainnya Wiji Astuti penyandang tuna dhaksa yang lebih spesifik bikin karya batik.
Pameran tersebut dibuka sejak Sabtu, (20/5) hingga (26/5) nanti. Pada penghujung pameran panitia akan melakukan lelang lukisan yang dipamerkan.
Selain pameran, berbagai workshop yang linier dengan seni pun digelar. Workshop tersebut melibatkan anak-anak dan warga setempat.
Pengunjung pameran, Rifani Putri Azahra asal Siyono, Playen Gunungkidul, mengapresiasi pameran yang terselenggara. Apalagi karya yang dipajang merupakan lukisan penyandang disabilitas.
“Saya sangat tertarik apabila ada yang menjelaskan kepada pengunjung mengenai seluk beluk tiap lukisan yang dipajang,” ujarnya. (Kandar)