LSD dan PMK Diklaim Melandai dan tak Pengaruhi Transaksi Ternak

oleh -8182 Dilihat
oleh
Pasar hewan
Pasar Hewan Siyonoharjo di Kapanewon Playen, Gunungkidul. (KH/ Kandar)

GUNUNGKIDUL, (KH),— Penyakit Lumpy Skin Diseae (LSD) dan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada ternak di Gunungkidul diklaim melandai. Bahkan diyakini tak lagi mempengaruhi transaksi hari raya kurban.

Kepala Bidang Kesehatan Hewan, DPKH Gunungkidul, Retno Widyastuti mengatakan, hingga 8 Juni lalu penularan PMK terdapat 11 kasus baru dan 2 ekor diantaranya mati.

“Meski begitu kasus aktifnya terbilang sedikit, yaitu hanya 214 ekor,” kata Retno belum lama ini.

Adapun untuk kasus LSD grafik penyebarannya juga menurun. Up date sekitar awal Juni, tercatat ada 19 kasus sembuh. Sehingga jumlah kasus aktif LSD berkurang menjadi 1.553 ekor.

Belakangan, penyebaran dua penyakit tersebut dinilai tak berpengaruh pada Hari Raya Kurban. Baik soal harga dan minat masyarakat untuk membeli ternak guna ikut berkurban.

“Transaksi penjualan ternak saat ini terbilang normal. Bahkan pengiriman ternak dari Gunungkidul ke luar daerah juga sudah ada,” ungkap dia.

Pihaknya melalui petugas yang membidangi secara rutin terus melakukan pemantauan di pasar-pasar hewan.

Adi, peternak warga Paliyan mengaku bahwa penularan LSD dan PMK belakangan tak begitu berdampak.

“Harga ternak memang belum stabil. Permintaan pedagang yang hendak di kirim ke luar justru banyak yang mencari ke peternak di desa-desa, tidak ke pasar,” kata Adi.

Dia mengungkapkan, pedagang memilih mencari ke peternak di desa punya alasan. Menurutnya, ternak yang tak dijual di pasar hewan lebih minim risiko terkena penyakit. (Kandar)

Berbagi artikel melalui:

Komentar

Komentar