WONOSARI, (KH) — Dua guru asal Kabupaten Gunungkidul Bulan depan akan diterbangkan ke Australia. Mereka terpilih dalam program yang dilaksanakan oleh Asia Education Foundation (AEF) yang telah bermitra dengan Australia- Indonesia Institute (AII).
Mereka, Kuntarti Puspandari guru mata pelajaran Bahasa Inggris dan Prapta Triyana seorang guru kelas. Dua guru beruntung ini merupakan tenaga pengajar di SD Negeri Baru, Kecamatan Wonosari.
Saat ditemui di ruangan Tata Usaha SD Baru Wonosari, Rabu siang, (21/1/2015) wajah ceria tepancar dari Kurtanti dan Prapto. Mereka tidak segan berbagi pengalaman mereka, hingga terpilih menjadi duta Yogyakarta pada program Building Relationships Through Intercultural Dialogue and Growing Engagement (BRIDGE).
Kuntari mengatakan, terpilihnya dua guru SD Baru setelah keduanya melewati perjalanan yang cukup panjang. Seleksi ia lakoni hingga tingkat Propinsi. Dari 16 orang kandidat yang berasal dari Sleman, Bantul dan Kodya, 8 orang guru dinyatakan lolos untuk mengikuti program tersebut.
“Kegiatan ini dalam rangka peningkatan pendidikan dan pembelajaran pendidikan antara pemerintah indonesia dan Australia. Ini bukan suatu kebetulan, tetapi memang kompetensi kita benar diuji,” kata Kuntari.
Dia menjelaskan, ada beberapa tahapan tes tertulis dan wawancara yang dilakukan oleh perwakilan dari Australia. Dalam seleksi tes yang digelar, semuanya menggunakan Bahasa Inggris. Kuntari tidak begitu kesulitan, karena memang ibu satu anak ini mempunyai latar belakang Sarjana Pendidikan Bahasa Inggris.
Saat test wawancara berlangsung, perwakilan dari Australia memberikan sejumlah pertanyaan yang erat kaitanya dengan kebudayaan yang ada di Gunungkidul. Kuntari mengaku, memperkenalkan sejumah tempat wisata di Gunungkidul dan tembang jawa. Hingga akhirnya, kepiawaian menyanyi jawa mengantarkan Kuntari lolos untuk terbang ke Negeri Kanguru tersebut.
“Saya memperkenalkan wisata pantai dan tetembangan jawa, karena nanti acaranya di sana adalah pertukaran wawasan, pendidikan, sekaligus perkenalan kekayaan budaya lokal,” ungkapnya.
Berbeda dengan Kuntari, Prapta mengaku memperkenalkan sejumlah makanan kuliner khas Yogyakarta. Bapak tiga orang putra ini, memperkenalkan Gudeg Jogja dan Nogo Sari. Saat ditanya perwakilam dari Australia, Prapta mengaku bisa membuat Gudek dan Nogosari.
“Kalau mbak Kuntari disuruh nembang jawa, saya siap membuat Nogosari,” ucap Prapta sambil tertawa.
Prapto menambahkan, kurang lebih satu bulan, 8 perwakilan guru dari Yogyakarta ini akan diberangkatkan ke Australia. sebelum pemberangkatan yang direncanakan pada tanggal 23 Februari-15 Maret, mereka akan mendapat pendalaman materi Bahasa Inggris di Jakarta.
Mereka berharap, program kerjasama berbasis budaya ini akan meningkatkan ilmu pengetahuan, dan mampu memperkenalkan kekayaan Gunungkidul di kancah internasional. Ilmu yang didapat di Australia, nanti dapat dikembangkan di Gunungkidul. Program yang baru pertama kali digelar ini, diharapkan dapat memberikan manfaat. (Juju/Tty)