WONOSARI, Kabarhandayani.– Kontingen Kabupaten Gunungkidul akhirnya mampu meraih predikat juara umum Kemah Budaya tingkat Daerah Istimewa Yogyakarta setelah berhasil membawa pulang 5 emas, 4 perak, dan 4 perunggu. Acara tersebut diselenggrakan di Monumen Benteng Vredeburg dari tanggal 25-29 Mei 2014.
Hasil yang menggembirakan ini berkat perjuangan 40 peserta Pramuka Penggalang dan Penegak dari SMP/MTs dan SMA/SMK di Gunungkidul. Dalam event ini, kontingen Handayani mampu meraih medali pada 13 giat prestasi dari 15 jenis perlombaan yang diselenggarakan panitia. Dengan raihan juara umum ini, selain trophy setiap peserta juga berhak atas uang pembinaan sebesar Rp 250 ribu.
Ketua Kontingen Kemah Budaya Gunungkidul, Budi Cahyanta menyatakan keberhasilan ini berkat usaha adik-adik Penggalang dan Penegak yang sebelumnya telah berlatih keras. Sebelumnya, 10 kali latihan telah dilakukan peserta setiap hari Sabtu dan Minggu untuk menghadapi event ini.
“Persiapan dan kualitas peserta memang lebih bagus dari tahun kemarin. Ke depan, kita akan lebih intensif melakukan penjaringan peserta terhadap Gudep-gudep (Gugus Depan) dari seluruh penjuru Gunungkidul,” jelas Budi di Kantor Pramuka Kwartir Cabang Gunungkidul, Kamis (29/5/2014).
Budi menuturkan, beberapa cabang atau giat prestasi yang dilombakan dalam Kemah Budaya adalah karnaval budaya, baca puisi perjuangan, pidato berbahasa Jawa, asah terampil budaya dan sejarah DIY, membaca dan menulis aksara Jawa, macapat, mendongeng, majalah dinding, peningset, masakan tradisional, penjor atau merangkai dekorasi, paduan suara, pakaian adat Jawa, paduan suara, dan perkemahan berbudaya.
Dalam kesempatan yang sama Edi Suryanto, Sekretaris Kwarcab Gunungkidul mengemukakan, pembinaan yang selama ini dilakukan telah membuahkan hasil yang menggembirakan, sehingga mampu mengalahkan perwakilan dari daerah lain di seluruh DIY. Hasil ini juga membuktikan kepramukaan di Gunungkidul mengalami peningkatan prestasi.
“Saya kira, hasil ini merupakan hasil yang optimal dari kakak-kakak pembina dalam melakukan pembinaan. Hasil ini sekaligus sebagai kado hari ulang tahun Gunungkidul,” kata Edi.
Selain itu, Edi juga berharap, Pemda Gunungkidul agar mengupayakan anggaran khusus bagi Kwarcab Gunungkidul dalam menghadapi event-event khusus seperti kemah budaya ini. Untuk mengatasi masalah pembiayaan, ia akan mengajukan usulan ke Dinas Kebudayaan dan Pariwisata agar ikut berpartisipasi dalam kegiatan kepramukaan Gunungkidul.
“Secara khusus, tidak ada biaya yang dialokasikan untuk kegiatan ini. Kita menggunakan dana tahunan yang ada di Kwarcab, ditambah dana sumbangan dari sekolah-sekolah yang mengirimkan siswanya. Sumbangan tiap peserta sebesar Rp 150 ribu,” jelas Edi.
Acara Kemah Budaya ini merupakan kegiatan tahunan. Pada tahun ini Kemah Budaya diselenggarakan oleh beberapa pihak di antaranya adalah Balai Pelestarian Cagar Budaya Yogyakarta, Museum Benteng Vredeburg, Balai Pelestarian Nilai Budaya Yogyakarta, dan Gerakan Pramuka Kwarda XII Yogyakarta. (Sumaryanto/Jjw).