GUNUNGKIDUL, (KH),– Rumah BUMN Gunungkidul berdiri tanggal 28 Januari 2017. Sejak saat itu senantiasa berusaha memberikan pendampingan berupa pelatihan dan pembinaan secara gratis kepada UMKM agar jalannya usaha makin membaik.
Salah satu fokus pendampingan diantaranya dalam penggunaan teknologi digital sehingga mendukung efektivitas usaha. Selama tahun 2023 ini Rumah BUMN Gunungkidul memiliki empat program utama, yaitu mengenalkan kewirausahaan kepada generasi muda, membangun ekosistem usaha yang baik di Gunungkidul dengan membangun kerja sama multi-stakeholder, meningkatkan kemampuan para pelaku usaha melalui pelatihan, bimbingan, dan konsultasi, serta mengajak pelaku UMKM untuk memperluas pemasaran produknya hingga ke Tingkat internasional.
“Hingga akhir tahun 2023, ada 1747 UMKM yang bergabung menjadi anggota Rumah BUMN Gunungkidul, 240 UMKM go modern, 177 UMKM go digital, 158 UMKM go online, dan 15 UMKM go global,” kata Manager Rumah BUMN Gunungkidul, Edi Dwi Atmaja baru-baru ini.
Kehadiran Rumah BUMN Gunungkidul, sambung dia, diharapkan dapat memberikan dampak baik yang signifikan bagi para pelaku usaha kecil dan menengah di Gunungkidul dan sekitarnya, khususnya dalam meningkatkan omset dan pengetahuan para pelaku usaha dalam bidang kewirausahaan.
Edi mengutarakan, dalam mengenalkan kewirausahaan kepada generasi muda, sejak tahun lalu Rumah BUMN Gunungkidul melaksanakan Student Entrepreneurship Competition dan Student Entrepreneurship Incubation. Dua program ini merupakan kompetisi ide bisnis dan mini inkubasi bisnis bagi siswa sekolah. Selain itu ada juga program lain seperti Rumah BUMN Gunungkidul goes to school dan kerja sama dalam program Merdeka belajar seperti kelas pengenalan ekspor kepada mahasiswa Universitas Gunung Kidul, Kelas Digital Marketing ke SMKN 3 Wonosari, kunjungan ke SMKN Saptosari, dan kunjungan dari Universitas Sahid Surakarta.
Lebih jauh disampaikan, Selama tahun 2023, Rumah BUMN Gunungkidul melaksanakan 57 pelatihan yang terdiri dari pelatihan regular, pelatihan inkubasi intensif dalam 6 seri pelatihan, dan pelatihan yang bekerja sama dengan stakeholder lain baik instansi pemerintah maupun swasta.
“6 Seri pelatihan yang dilaksanakan antara lain inkubasi bisnis bertajuk Gerebek UMKM yang diikuti 25 UMKM pemula, kelas fashion, kelas beverages, kelas usaha kopi, kelas digital marketing dan foto produk, serta kelas mini inkubasi Li-teras dan BACA,” jelas Edi.
Lebih jauh disampaikan, Alumni kelas Gerebek UMKM 2023 telah membentuk komunitas pelaku UMKM yang pada bulan November kemarin membuka mini kelas usaha makanan, jasa, dan tanaman untuk umum. Hal ini cukup menarik karena kelas inkubasi tidak berhenti di peserta saja, namun disampaikan ke pelaku usaha lainnya yang tidak berkesempatan mengikuti kelas di Rumah BUMN GUnungkidul.
Selain itu, program Library Entrepreneurship Class (Li-teras) dan Bisnis Inkubasi Cerdas Literasi (BACA) yang merupakan kegiatan kerja sama dengan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Gunungkidul menjadi salah satu program percontohan nasional dalam Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial.
Rumah BUMN Gunungkidul juga telah membantu para pelaku UMKM dalam memperoleh legalitas, antara lain penerbitan NIB untuk 52 pelaku UMKM, sertifikat pelatihan dan penerbitan ijin edar (SPP-IRT) bagi 24 pelaku UMKM, membantu kepengurusan sertifikasi halal bagi 12 UMKM, serta membantu 3 UMKM mengurus HaKI. Dalam hal membantu pemasaran UMKM, Rumah BUMN Gunungkidul mengikuti 4 pameran lokal yang diikuti 28 produk UMKM, 4 pameran nasional yang diikuti 25 produk UMKM, dan 2 pameran internasional yang diikuti 9 produk UMKM.
Selain itu, paska pelatihan ekspor, terdapat 5 pelaku yang telah bernegosiasi dengan buyer dari luar negeri. Mereka (peserta) juga mencari buyer luar negeri secara mandiri. Guna mendukungnya, pada akhir tahun 2023 Rumah BUMN Gunungkidul membuka kelas pelatihan pembuatan company profile dan e-katalog serta pelatihan Bahasa inggris bagi peserta kelas ekspor dan umum.
Rumah BUMN Gunungkidul tidak hanya co-working space bagi pelaku UMKM, namun juga menyediakan ruang meeting, ruang kelas, konsultasi, dan fasilitas foto produk yang dapat diakses oleh para pelaku UMKM di Gunungkidul dan sekitarnya.
Sejumlah UMKM yang telah bergabung di Rumah BUMN Gunungkidul tidak hanya dari Kabupaten Gunungkidul saja, namun juga dari Sleman dan Bantul. Bahkan pelaku UMKM dari Jawa Tengah seperti Klaten, Magelang, Wonogiri, dan Sukoharjo juga bergabung di Rumah BUMN Gunungkidul.
Direktur Rumah BUMN Gunungkidul, Edhy Surbakty, terkesan dengan semangat para peserta UMKM yang berpartisipasi dalam program Rumah BUMN Gunungkidul.
Menurutnya, hal tersebut memotivasi Rumah BUMN Gunungkidul untuk lebih berinovasi dalam memberdayakan pelaku bisnis kecil dan menengah di Gunungkidul agar dapat semakin berkembang. Harapannya, para pelaku UMKM dapat semakin mengoptimalkan peran Rumah BUMN Gunungkidul dalam mengembangkan usaha dan produknya.
“Para pelaku UMKM di Gunungkidul dan sekitarnya kami harapkan dapat memanfaatkan Rumah BUMN Gunungkidul dalam mengembangkan produk dan usahanya, seperti para peserta Gerebek batch 2 kemarin, dimana setelah mengikuti kelas inkubasi dapat meningkatkan omsetnya rata-rata 22%.” ungkapnya. (red)