Kenali Penyakit Dompo

oleh -16072 Dilihat
oleh
Gejala terkena dompo atau herpes zoste. Dok: doktersehat.com
Gejala terkena dompo atau herpes zoste. Dok: doktersehat.com

KH,- Masihkah pembaca ingat kata-kata yang meluncur dari Fariz, pemuda dari Getas Playen dalam video Tutorial Gokil Membersihkan Kandang Sapi? “Oke Ndaa, sebelum kita memasuki arena kandang, kita harus menggunakan lengen dawa, agar tidak terkontaminasi dengan hama yang ada di dalam kandang tersebut. Yaitu adalah sebuah penyakit yang disebut dengan dompo. Dompo itu adalah penyakit yang membuat awak kita menjadi biduren, klaweren, dan kalau dikukur bisa terjadi nyeyehen,” ujar Fariz dalam videonya. Ya, itulah gambaran sederhana yang dilihat masyarakat dari sebuah penyakit yang disebut dompo.

Penyakit dompo memang mengakibatkan munculnya ruam yang melepuh dan terasa sangat nyeri. Di Amerika Serikat yang sebuah negara maju sekalipun, sekitar 1 dari 3 orang pernah mengalami penyakit dompo. Prevalensi penyakit ini lebih tinggi lagi di negara-negara yang sedang berkembang, termasuk di Indonesia. Risiko meningkat seiring dengan pertambahan usia.

Dompo, juga dikenal sebagai herpes zoste. Penyakit yang menyebabkan timbulnya ruam yang melepuh dan terasa sangat nyeri yang bisa muncul selama 2-4 minggu. Pada beberapa orang, nyeri masih dapat dirasakan hingga berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun setelah ruam menghilang. Nyeri ini disebut dengan istilah neuralgia post herpetika (NPH). Nyeri ini merupakan salah satu komplikasi dompo yang paling banyak ditemukan. Risiko untuk mengalami dompo dan NPH meningkat seiring dengan pertambahan usia.

Nyeri pada dompo digambarkan sebagai pegal, panas, seperti ditusuk-tusuk, dan sangat mengganggu. Nyeri ini hampir disamakan dengan nyeri saat akan melahirkan atau nyeri karena batu ginjal. Nyeri ini dapat berdampak pada timbulnya depresi, kecemasan, sulit konsentrasi, nafsu makan menurun, dan penurunan berat badan. Dompo dapat mengganggu aktivitas sehari-hari seperti mandi, berganti pakaian, makan, memasak, berbelanja, dan bepergian. Dompo juga dapat menyebabkan komplikasi pada mata yang dapat berakhir pada kebutaan.

Lansia dan Dompo

Lansia usia 60 tahun atau lebih memiliki risiko yang lebih tinggi untuk:

  • Menderita penyakit dompo
  • Mengalami nyeri hebat akibat dompo
  • Mengalami neuralgia post herpetika.

Apa Penyebab Dompo?

Dompo disebabkan oleh virus varicella zoster, virus yang sama yang dapat menyebabkan cacar air. Setelah seseorang sembuh dari cacar air, virus tersebut tertidur (menjadi tidak aktif) di dalam tubuh. Karena adanya hal-hal yang belum diketahui secara jelas, virus tersebut bangun dan aktif kembali bertahun-tahun setelahnya lalu menyebabkan penyakit dompo. Dompo bukan disebabkan oleh virus yang menyebabkan herpes genital, yang ditularkan melalui hubungan seksual.

Apakah Banyak orang yang Mengalami Dompo?

Sekitar 1 dari 3 orang Amerika Serikat pernah mengalami penyakit dompo. Hampir 1 juta orang Amerika mengalami penyakit ini setiap tahunnya. Siapapun yang pernah menderita cacar air memiliki peluang untuk menderita dompo, bahkan anak-anak sekalipun.

Seiring dengan pertambahan usia, risiko menderita penyakit ini semakin besar. Kira-kira setengah dari semua kasus dompo terjadi pada orang yang berusia 60 tahun atau lebih.

Beberapa orang memiliki risiko yang lebih besar untuk menderita dompo, diantaranya adalah:

  • Orang dengan sistem kekebalan tubuh yang tidak optimal, misalnya penderita kanker seperti leukemia dan limfoma serta penyandang HIV.
  • Orang yang mendapat terapi dengan obat-obat yang menekan sistem kekebalan tubuh, misalnya steroid.

Umumnya, dompo yang diderita oleh seseorang satu kali seumur hidupnya. Namun, tidak menutup kemungkinan ada orang yang menderita dompo hingga dua kali atau lebih.

Apakah Dompo itu Menular?

Dompo tidak dapat ditularkan dari satu orang ke orang lain. Namun, orang yang sedang sakit dompo dapat menularkan virus varicella zosterke orang lain. Seseorang yang terinfeksi virus ini untuk pertama kali akan mengalami cacar air, bukan dompo.

Virus varicella zoster dapat menular melalui kontak langsung dengan cairan yang keluar dari lepuhan pada kulit penderita dompo.

Orang yang sedang menderita dompo dapat menularkan virus ketika ruam berada dalam fase lepuh (muncul plenting-plenting berisi air). Sebelum lepuh keluar, orang tersebut tidak dapat menularkan virus. Setelah lepuh pecah dan mengering, orang tersebut juga tidak dapat menularkan virus.

Penularan virus varicella zoster pada penyakit dompo cenderung lebih kecil daripada cacar air. Risiko seseorang dengan dompo menularkan virus menjadi sangat kecil setelah ruam menghilang.

Jika sedang menderita dompo:

  • Tutupi ruam yang muncul, dengan kasa atau kain bersih.
  • Jangan menyentuh atau menggaruk kulit yang mengalami ruam.
  • Sering-seringlah mencuci tangan untuk mencegah penyebaran virus.
  • Sampai ruam mengering, hindari kontak dengan ibu hamil yang belum pernah menderita cacar air, bayi prematur atau berat lahir rendah, dan orang-orang yang memiliki sistem imun yang rendah (misalnya, orang yang sedang menjalani kemoterapi kanker dan penyandang HIV).

Tanda dan Gejala

Dompo menyebabkan timbulnya ruam yang sangat nyeri pada salah satu sisi wajah atau tubuh. Ruam tersebut kemudian melepuh, pecah, lalu mengering dalam waktu 7-10 hari dan biasanya menghilang secara sempurna dalam 2-4 minggu.

Sebelum muncul ruam, penderita dompo biasanya akan merasakan nyeri atau gatal di area tubuh yang kemudian akan muncul ruam. Hal ini dapat terjadi 1-5 hari sebelum munculnya ruam.

Umumnya, ruam muncul dalam satu garis atau barisan pada sisi tubuh bagian kiri atau kanan. Pada kasus lain, ruam muncul pada salah satu sisi wajah. Pada kasus yang jarang (biasanya pada orang dengan kekebalan tubuh yang rendah), ruam tersebar di seluruh tubuh dan tampak mirip dengan ruam akibat cacar air. Dompo dapat menimbulkan komplikasi pada mata yang dapat menyebabkan kebutaan, terutama bila terjadi pada wajah.

Gejala lain bisa meliputi demam, nyeri kepala, menggigil, dan perut tidak enak.

Komplikasi

Komplikasi yang paling banyak ditemui adalah neuralgia post herpetika. Orang dengan NPH mengalami nyeri hebat pada area tubuh yang seblumnya terdapat ruam, bahkan walaupun ruam tersebut telah menghilang. Nyeri akibat NPH ini sangatlah berat dan menyakitkan, tetapi biasanya sembuh dalam beberapa minggu atau beberapa bulan, meskipun ada juga yang mengalami NPH hingga bertahun-tahun.

Semakin tua usia seseorang, semakin besar risiko untuk mengalami NPH, dan nyeri yang dirasakan juga akan lebih berat. NPH jarang terjadi pada usia kurang dari 40 tahun, tetapi dapat terjadi pada hampir sepertiga orang yang berusia 60 tahun atau lebih.

Dompo juga dapat menyebabkan komplikasi serius pada mata. Meskipun sangat jarang, dompo juga dapat menyebabkan pneumonia, gangguan pendengaran, peradangan otak (ensefalitis), atau kematian.

Pencegahan dan Pengobatan

Pencegahan yang paling baik adalah dengan vaksinasi. Vaksinasi ini bisa dilakukan sejak anak-anak untuk mencegah cacar air sehingga akhirnya juga bisa mencegah dompo, atau bisa juga dilakukan pada orang yang berisiko, misalnya pada lansia atau orang dengan sistem imun yang rendah. Di Indonesia sendiri, vaksinasi terhadap virus varicella zooster masih jarang dilakukan.

Beberapa obat antivirus telah tersedia untuk mengobati dompo. Obat-obat ini dapat membantu memperingan penyakit dan mempercepat penyembuhan. Agar efektif, obat ini harus segera diberikan secepat mungkin setelah ruam muncul. Jadi, jika seseorang mencurigai dirinya menderita dompo, harus segera menghubungi dokter.

Analgesik (anti nyeri) dapat membantu mengurangi nyeri yang disebabkan oleh dompo. Kompres hangat atau bedak anti gatal dapat membantu mengurangi rasa gatal bila ada.

———

Sumber: Centers for Disease Control and Prevention (CDC) USA. Artikel ini sebelumnya ditulis di doktersehat.com

 

 

Berbagi artikel melalui:

Komentar

Komentar