Kemarau Belum Ada Satu Bulan, Beberapa Tempat di Gunungkidul Sudah Minta Droping Air

oleh -298 Dilihat
oleh
Dropping air
Dropping air di Saptosari. (KH/ Istimewa)

SAPTOSARI, (KH),— Musim hujan belum genap satu bulan berlalu di bumi Handayani. Pada awal musim Kemarau ini dilaporkan sudah ada beberapa wilayah yang sudah membutuhkan droping air.

Salah satu wilayah yang sudah membutuhkan droping air adalah Padukuhan Karanggunung, Kalurahan Krambilsawit, Kapanewon Saptosari, Gunungkidul.

Mugi (43), salah seorang warga padukuhan Karanggunung menyampaikan bahwa di dusunnya memang setiap tahun langganan krisis air bersih.

“Untuk tahun ini sejak bulan April, kami sudah kekurangan air bersih,” terang Mugi kepada media, Selasa (11/5/2021).

Mugi menambahkan, bahwa aliran air dari jaringan PDAM di dusunnya memang tidak lancar saat musim kemarau. Bahkan sering ber minggu-minggu tidak keluar, sehingga praktis warga mengandalkan bak penampungan air hujan.

Keluhan kelangkaan air ini direspon oleh Komunitas “Jum’at Berbagi Nikmat”, sebuah komunitas yang beranggotakan para eks pendamping program Kota Tanpa Kumuh (KOTAKU).

Seperti yang disampaikan oleh Sidik Asyianta (44), salah satu anggota komunitas, dia menyatakan bahwa sudah lebih dari 3 tahun, dirinya dan komunitas Jumat Berbagi Nikmat melakukan kegiatan sosial dropping air di beberapa wilayah Gunungkidul.

“Di bulan Mei 2021 kami baru bisa melakukan droping air di Padukuhan Karanggunung. Air PDAM memang sudah tidak keluar selama lebih dari 2 minggu,” ujarnya.

Sidik menjelaskan, bahwa kegiatan dropping air mereka mulai sejak tanggal 8 Mei 2021 kemarin.

“Komunitas Jum’at berbagi Nikmat membantu 8 tangki air, dibagi di dua tempat yaitu di Dusun Bulurejo, Kalurahan Monggol, 4 tangki dan di Dusun Karanggunung, Krambilsawit 4 tangki,” lanjut Sidik.

Menurut Sidik, permintaan masyarakat akan tangki air sangat banyak. Namun, karena berbagai keterbatasan, mereka hanya mampu melayani 2 tangki air per hari.

“Hari ini, Selasa (11/5/2021), kami dapat tambahan 4 tangki air dari Tim Fasilitator PAMSIMAS III Gunungkidul,” kata dia lagi.

Sidik melanjutkan, Kegiatan dropping
air ini ia lakukan bersama teman-temannya secara spontanitas karena merasa prihatin terhadap krisis air di Gunungkidul yang dihadapi setiap musim Kemarau.

“Kami bergerak karena melihat kondisi kebutuhan air masyarakat yang memang sudah mendesak, tidak perlu melalui pengajuan bantuan secara resmi (fomal). Tapi, kami membantu ya sebatas kemampuan,” pungkas Sidik.

Sementara itu, Harmadi, Dukuh Karanggunung mengatakan, bahwa sebetulnya warganya tidak menginginkan menerima bantuan dropping air, tapi karena memang penampungan air hujan (PAH) sudah habis dan suplai air PDAM yang macet, maka mau tak mau dropping air menjadi alternatif yang diambil.

“Kami berharap, suplai air PDAM di-musim kemarau bisa lancar, sehingga kami bisa mengisi bak-bak penampungan air. Jika kemarau tiba, PDAM tidak keluar air, droping air adalah satu-satunya jalan,” terangnya.

Harmadi mennjelaskan, bahwa wilayah dusunnya berlangganan PDAM sudah sejak tahun 2013.

Menurut data yang masuk ke Harmadi, saat ini ada 18 KK di 5 RT yang antri untuk droping air. Sebab, bak penampungan air hujan yang mereka miliki sudah betul-betul kosong.

“Jika pada musim penghujan, air PDAM mengalir lancar, tapi warga kami memilih menggunakan air hujan dari bak PAH. Saat musim kemarau, saat air PAH habis, air PDAM juga macet, kami tidak bisa mengisi bak PAH , jadi ya harus diisi dengan dropping air,” pungkas Harmadi.

Sementara itu, Bupati Gunungkidul, Sunaryanta, dalam kesempatan Jumpa Pers menyambut Idul Fitri 1442 H, Selasa (11/5/2021), menyinggung soal persiapan Gunungkidul menghadapi musim kemarau.

Sunaryanta menyatakan bahwa pihaknya berupaya untuk menggenjot pelayanan air PDAM agar lebih maksimal dengan cara peningkatan kapasitas pengangkatan air.

“Menjelang musim kemarau ini, kami akan meningkatkan kapasitas pengangkatan air, sebesar 55 liter per detik,” terang Sunaryanta.

Menurut dia, ada tiga titik sumber air yang akan dimaksimalkan, yaitu sumber air Seropan, Bribin, dan Baron.

“Proyek ini sudah kita mulai saat memasuki musim kemarau tahun ini. Kami berharap dengan upaya itu bisa meningkatkan pelayanan PDAM, dan akan mengurangi jumlah KK yang mengalami krisis air di Gunungkidul,” pungkas Sunaryanta. [Edi Padmo]

Berbagi artikel melalui:

Komentar

Komentar