SAPTOSARI, (KH)— Semenjak mencanangkan sebagai kampung literasi, Desa Kepek Kecamatan Saptosari memiliki sebuah program bernama One Home One Library atau Satu Rumah Satu Perpustakaan. Dalam mewujudkan upayanya, Desa Kepek menggandeng lembaga atau organisasi yang berkompeten yakni Taman Baca Masyarakat (TBM) Kuncup Mekar.
Disampaikan Ketua TBM Kuncup Mekar, Andriyanta beberapa waktu lalu, Mulanya TBM Kucup Mekar Desa Kepek memiliki program TBM masuk dusun, sehingga di 6 dusun yang ada selain satu dusun sebagai induk TBM terdapat TBM satelit, lantas saat program kampung literasi dicanangkan oleh Direktorat Pendidikan Keaksaraan dan Kesetaraan, Desa Kepek telah memiliki embrionya.
“Hal ini juga sebagai tindak lanjut Gerakan Indonesia Membaca (GIM) di Gunungkidul. kami menjadi satu-satunya desa yang telah melaksanakan kegiatan nyata gerakan membaca tersebut,” kata Andriyanta.
TBM satelit atau pojok baca di masing-masing dusun telah berdiri, sebagai tempat pelajar dan masyarakat umum membaca dan belajar serta kegiatan lajutan berupa praktek apa yang telah dibaca. Hal ini erat kaitannya dengan pengembangan wirausaha dan rintisan wirausaha baru di Desa Kepek.
“untuk menanggulangi kegiatan terpusat hanya di induk TBM, serta adanya kendala pelayanan bagi anak-anak atau pelajar yang berdomisili agak jauh, maka digagas One Home One Library, saat ini sudah ada dua rumah warga sebagai awal program kami,” ulas Andriyanta.
Lebih jauh disampaikan, TBM induk memberikan suplai buku ke pojok baca yang ada di rumah warga. Meski koleksi buku belum seberapa tetapi minat pelajar disekiling pojok baca untuk membaca semakin tergugah. Sebagai bukti manfaatnya, anak-anak yang senang bermain dan membaca di pojok baca tersebut prestasi sekolahya meningkat.
Pemerintah desa juga sangat mendukung kegiatan ini, program yang dijalankan saling berdampingan, melalui Perpusdes yang dimiliki desa selalu mencari peluang agar upaya menumbuhkan minat baca masyarakat hingga meraih manfaatnya benar-benar terselenggara dengan baik.
“Kami mengalokasikan dana mencapai Rp. 150 juta pertahun untuk operasional Perpusdes, baik untuk yang di kantor desa juga yang berkeliling. Kemarin kita juga coba minta ke DPPKAD sepeda motor bekas sebagai tambahan operasional tetapi tidak ada,” kata Kades Kepek, Sudiyono, menambahkan. (Kandar)