Kalkulasi Matang, Panen Cabai Lahan Tadah Hujan Hasilkan Puluhan Juta

oleh -7241 Dilihat
oleh
Kepala DPP, Bambang Wisnu Broto melihat panenan cabai Suyatno. (ist)

PANGGANG, (KH), Berkat kalkulasi matang petani asal Dusun Sumber, Desa Girisoka, Panggang, Gunungkidul, Suyatno (48) meraup untung cukup besar dari hasil memanen cabai.

Ditemui di lahan pertanian miliknya, dirinya bersama 5 tenaga pemetik sedang memetik cabai rawit hijau (Capsicum annum) di lahan seluas 500 meter persegi.

“Cabai melalui tengkulak di Bantul dijual ke Jakarta,” kata dia, Rabu, (12/2/2020). Dirinya memang memanfaatkan lahan tadah hujan yang ia miliki khusus untuk menanam cabai.

Suyatno mengungkapkan, panenan cabai kali ini merupakan pemetikan yang ke 10. Sejak pemetikan pertama hingga ke 10 dirinya menemui harga yang bervariasi.

“Pernah satu kilo laku Rp. 48.000, menurun menjadi Rp.30.000 dan saat ini Rp. 22.000,” terang Suyatno.

Dari setiap kali panen dirinya mengaku bisa meraup penghasilan hingga Rp. 1,9 juta. Dengan estimasi mampu dipetik 20 kali dalam jangka waktu hingga 6 bulan maka prediksi hasil hingga berakhir masa panen dirinya akan memperoleh uang hingga Rp. 38 juta.

Adapun setiap kali pemetikan, Suyatno rata-rata memperoleh cabai seberat 90 hingga 95 kilogram.

Ketika ditanya mengenai kunci keberhasilannya, Suyatno menyampaikan beberapa tips. Salah satu yang paling utama yakni memprediksi dengan matang waktu panen bertepatan pada saat harga sedang tinggi.

Ia lantas menyesuaikan kapan waktu yang tepat untuk melakukan penanaman. “Saya mulai mengolah lahan dan menanam pada bulan September 2019. Memang bulan-bulan tersebut belum ada air hujan. Sehingga air harus beli terlebih dahulu,” imbuh Suyatno.

Ditambahkan, total pengeluaran membeli air tangki untuk kebutuhan pengairan lahan dengan 2400 bibit cabai itu setidaknya mencapai Rp 2,5 juta. Namun setelah masuk musim hujan seperti sekarang, dirinya tak lagi membeli air lantaran kebutuhan air tercukupi oleh hujan.

Di tempat yang sama Koordinator PPL Kecamatan Panggang, Sumijo,STP (57) menjelaskan, di Desa Girisuko, kelompok tani binaannya telah memanfaatkan lahan hingga 19 Ha untuk ditanami cabai rawit hijau. Awal mula adanya kelompok penanam cabai rawit hijau bermula dari keberhasilan KRPL (Kawasan Rumah Pangan Lestari) KWT Ngudi Lestari Dusun Gebang Desa Girisuko pada tahun 2017. Waktu itu kelompok mendapat bantuan permodalan KRPL antara lain untuk penanaman cabai rawit hijau di pekarangan anggota KWT, lantas berkembang setiap tahunnya seperti saat ini.

Kepala Dinas Pertanian dan Pangan (DPP), Ir Bambang Wisnu Broto mengapresiasi inovasi kegiatan pertanian seperti yang dilakukan Suyatno. Apa yang dilakukan dapat menginspirasi petani lainnya untuk meningkatkan pendapatan petani dengan mengusahakan pilihan komoditas tanaman bernilai ekonomi. Terlebih saat ini apa yang dirintis telah terhubung dengan pasar yang selalu dapat membeli hasil panenan. (Kandar)

Berbagi artikel melalui:

Komentar

Komentar