Hari Kesehatan Jiwa Sedunia, Siapapun Bisa Mengalami Stress

oleh -6236 Dilihat
oleh
WMHD Banner Homepage_updated size 01-01
Peringatan Hari Kesehatan Jiwa Sedunia 10 Oktober. Dok: mhfa.co.au

KH, — Siapapun dengan apapun derajat pangkat dan golongannya bisa terpapar atau mengalami krisis atau stress jika ada sebuah pemicunya. Mereka yang terpapar krisis cenderung mengalami gangguan depresi, anxietas, penyalahgunaan NAPZA, distress psikologis, hingga gangguan fungsi sosial.

Menurut Dr dr Nurmiati Amir, SpKJ (K), Psikiater dan Ketua Majelis Pengembangan Pelayanan Keprofesian Psikiatri Indonesia sebagaimana dilansir okezone.com menyebutkan, terdapat 2 bentuk stressor yang dialami oleh manusia.

“Kita mengenal dua bentuk stressor. Stressor dependen atau usual stressor, yang biasa kita temukan. Misalnya, kematian pasangan, terjerat hukum, perceraian. Kita sebut dengan usual stressor,” ujar psikiater yang biasa disapa akrab dr Eti dalam diskusi media bertajuk ‘Cegah Gangguan Jiwa Akibat Bencana Psikososial’ di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Senin (10/10/2016).

Ia melanjutkan penjelasan, biasanya seseorang yang terkena usual stressor mengalami gangguan penyesuaian. Seseorang bisa mengalami depresi karena mal-adaptasi terhadap stressor itu. Hal ini bersifat individual.

“Adapun stressor independen atau katastropik. Misalnya, bencana alam, pemerkosaan, peperangan. Ini orang yang terkena bencana alam seperti tsunami, tidak ada yang sifatnya individual,” tambah dr Eti.

“Orang-orang yang terkena dampak dari tsunami akan merasa bahwa ini suatu tekanan yang berat,” imbuh dr Evi. Biasanya, dalam kondisi stressor independen ini yang sering terjadi adalah gangguan stres akut atau post traumatic stres disorder.

“Bencana psikososial itu masuk ke memori kita tanpa bisa kita tolak. Teringat lagi, teringat lagi, teringat lagi hal yang menakutkan itu. Terus menerus menghindari dari pembicaraan yang terkait dengan bencana. Kadang-kadang menyalahkan diri sendiri,” ujar dr Eti.

Menurutnya, seseorang atau sekumpulan orang yang terpapar stressor katastropik membutuhkan penanganan yang komprehensif dan terapi dari petugas medis. Salah satunya dalam kondisi ini peran psikiater sangat dibutuhkan. Penanganan yang komprehensif dan terapi dari petugas medis akan dapat meminimalkan gangguan lanjutan seperti gangguan stres pasca trauma. (S. Yanto)

Berbagi artikel melalui:

Komentar

Komentar