Sebagaimana diketahui, sebelumnya pengangkatan air bersih didukung dana desa dan hasil penggalangan dana oleh pecinta alam Komunitas Merangkul Bumi (Kombi) dimulai sekitar tahun 2015-2016. Saat itu air dari dalam gua sepanjang sejauh 1,2 Km telah berhasil dialirkan dengan menggunakan pipa HDPE berdiameter 2 inch dan didapatkan debit air 1,23 liter/detik.
Koordinator Kombi, Rubiyanto mengatakan, meski air sudah sampai di bibir gua, namun air masih cukup jauh dari pemukiman warga. Adapun jarak dari bibir gua dari pemukiman warga sekitar 5,5 Km. “Hal tersebut memberatkan warga yang harus berulang kali memikul jerigen, menyusuri jalan curam dengan membawa air bersih bagi keluarga dan hewan ternak,” terang dia
Melihat kondisi tersebut, BWA turun tangan. Bersama Kombi merancang sebuah proyek pengadaan air bersih dari gua Pule Jajar hingga agar dapat dinikmati oleh warga desa Jepitu. Berdasarkan studi kelayakan yang dilakukan tim BWA bersama Kombi, dipilih beberapa kegiatan pelaksanaan proyek diantaranya; memasukan kembali pipa HDPE diameter 3 inch ke dalam gua Pulejajar sejauh 1,2 Km, sampai ke lokasi sumber air (intake) guna menambah debit air yang mengalir hingga di bibir gua.
Heru Binawan menambahkan keterangan, sarana air yang dibangun selanjutnya yakni membuat bak penampung utama yang memiliki kapasitas 60.000 liter di halaman bibir gua.
“Juga mMembangun bak distribusi di dekat bak penampung utama, bak distribusi ini diisi air dengan cara memompa air dari bak penampung utama,” jelas Heru.
Lantas, lanjut Heru, dilakukan pengadaan mobil tangki dengan kapasitas 5.000 liter, sebagai sarana distribusi air ke rumah-rumah warga di desa Jepitu. “Air dimanfaatkan 5.000-an warga Desa Jepitu,” imbuh Heru.
Dalam kesempatan tersebut Gusti Prabu mengapresiasi langkah BWA. Menurutnya BWA telah beberapa kali berdonasi di wilayah DIY. Pihaknya mengajak masyarakat memiliki semangat berwakaf untuk berkontribusi terhadap penyelesaian masalah sosial dan ekonomi. (Kandar)