Gunungsewu Kembali Sandang Predikat Unesco Global Geopark

oleh -4785 Dilihat
oleh
Salah satu geosite di Geopark Gunungsewu. Fasilitas penunjang wisata minat khusus di Lembah Karst Gua Ngingrong, Desa Mulo. (KH)

GUNUNGKIDUL, (KH),– Berdasar Simposium Asia Pacific Geoparks Network (APGN) di Geopark Rinjani Lombok beberapa waktu lalu, Gunungsewu kembali dinyatakan layak menyandang Gunungsewu Unesco Global Geopark (GSUGG).

Kabar menggembirakan tersebut disampaikan Kepala Dinas Pariwisata Gunungkidul, Ir Asti Wijayanti, Rabu, (25/9/2019). “Sehingga kami dituntut menyesuaikan program-program kami dengan program Unesco,” kata dia.

Beberapa Masukan terkait program diterima dari asesor kepada Gunungsewu, diantaranya agar Geopark Gunungsewu melakukan berbagai pengembangan.

“salah satunya meningkatkan visabilitas dari geopark Gunungsewu. Misalnya logo-logo geopark agar digunakan mulai dari Gunungkidul hingga ke Pacitan,” terang Asti.

Paling tidak logo geopark tersebut ada di seputar geosite. Ada di produk barang, serta fasilitas publik di kawasan geosite, seperti papan nama, pintu gerbang masuk kawasan dan lain-lain.

Logo geopark yang sudah mulai nampak baru ada di Gunungkidul. Seperti contohnya di kawasan Gunung Api Purba Nglanggeran. Logo ada di kemasan produk cokelat serta di fasilitas publik di seputar kawasan geosite. “Jika fasilitas publik merupakan program CSR, maka nanti logo geopark langsung kami minta untuk dipasang,” imbuh Asti.

Manfaatnya, baik produk maupun fasilitas publik semacam penunjuk arah yang mencantumkan logo geopark merupakan branding yang membuktikan telah berkelas atau mendapat pengakuan di dunia international.

Produk hasil karya masyarakat di kawasan geopark, sambung Asti, cukup banyak yang bisa dibranding dengan logo geopark. Ada kerajinan topeng, batik, produk olahan makanan dan lain-lain.

Kedepan selain menggalakkan branding logo geopark akan diikuti pula pemberdayaan masyarakat utamanya pelaku usaha. “Agar nanti jika ada turis asing berkunjung ke kawasan wisata sekaligus hendak membeli produk, masyarakat lokal dapat melayani tanpa kendala komunikasi,” tukas Asti. (Kandar)

Berbagi artikel melalui:

Komentar

Komentar