WONOSARI, kabarhandayani,– Sebanyak 120 siswa dan 19 guru dari SMA Tarsisius 2 Jakarta mengadakan kegiatan Live-In (beraktivitas hidup kemasyarakatan) di Desa Pulutan Kecamatan Wonosari sejak Sabtu (7/6/2014) hingga Selasa (10/6/2014). Acara yang menjadi tradisi sekolah-sekolah Kanisius di seluruh dunia ini merupakan pembelajaran terutama kepada siswa agar mengetahui dan merasakan bagaimana sisi kehidupan sosial budaya yang sebelumnya belum pernah mereka rasakan.
Selama empat hari, siswa siswi dari kelas 2 tersebut tinggal di rumah penduduk dengan jumlah 3-5 siswa dalam setiap rumah. Mereka akan merasakan bagaimana kehidupan di desa, aktivitas warga, suasana alam, merasakan interaksi dengan lingkungan, serta diharap mengetahui kultur budaya dan seni yang ada, sehingga tahu bahwa Indonesia kaya akan tradisi dan seni.
Sebagai rangkaian acara tersebut, hari ini Minggu (8/6/2014) pelajar disuguhi pagelaran seni berupa gejog lesung dan reog kreasi dari Pulutan yang dipusatkan di Gereja Santo Ignatius Loyola Pulutan. Banyak siswa yang mengabadikan dengan mengambil gambar momen tersebut sebagai oleh-oleh yang akan dibawa ke Jakarta.
Ignatius Prayitna ketua kegiatan Live-In menyatakan harapannya, bahwa sepulang dari kegiatan tersebut siswa benar-benar memahami bahwa dirinya merupakan makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri. “Mudah-mudahan ada perubahan pola pikir mengenai kehidupan kota yang cenderung elo-elo, gue-gue, dapat dikurangi, sehingga sebagai generasi penerus mereka nantinya lebih peduli lagi terhadap sesama dan lingkungan,” ujarnya.
Sejak pertama kali datang, beberapa siswa asli asal Jakarta merasa terkesan dengan kebiasaan sikap ramah dan kebersamaan yang mereka temui. “Beda sekali ya, saling sapa kalau ketemu, kebersamaannya juga kompak,” ujar Wiliam salah satu peserta. (Sukandar/Jjw).