PATUK, Kabarhandayani.- Reuni warga lewat alat tradisional berupa kolaborasi kentrung dan sholawatan untuk mengiringi wayang lintas iman digelar di Padukuhan Gunung Manuk Desa Salam Kecamatan Patuk Gunungkidul pada Jumat (30/5/2014).
Ki Aryo Aldaka, selaku pencetus ide dan juga dalang Sanggar Asih Wirama menjelaskan, kegiatan ini digelar sebagai salah wujud kebersamaan lintas iman dan salah satu cara untuk menggalang kerukunan beragama lewat seni tradisi lokal. “Apa yang kami punya dulu milik sini, dikasih ke saya dan kami kelola di gereja dan sudah 4 tahun, jadi acara ini juga reuni alat-alat tersebut,” jelasnya.
Ki Aryo menjelaskan, dalam satu panggung terdapat pementasan wayang dan kentrung sanggar Asih Wirama serta sholawatan Madya Irama dengan musik berupa terbang.
Ki Aryo menjelaskan, sebelumnya juga ada kenduri tradisional yang diikuti oleh sekitar 50 orang. Kenduri merupakan bentuk rasa syukur untuk menjalin silaturahmi dan mempererat persaudaraan. Selanjutnya, tausiah oleh Kyai Marjuki dan dilanjutkan dengan kolaborasi kentrung wayang Asih Wirama dan sholawat Madya Irama.
Ki Aryo menjelaskan, wayang yang akan ia pentaskan yaitu lakon Bismo Neges yang menggambarkan keprihatinan pertempuran saudara karena orang asing yang berkepentingan serta penjajah mempengaruhi dari segi pendidikan, ekonomi, sosial, budaya bahkan agama.
“Harapannya, dari komunitas yang kecil ini tidak hanya prihatin, mengkritik sana-sini, sedangkan kita tidak melakukan apapun,” ujarnya. (Mutiya/Jjw).