Fobia: Bukan Sekadar Perasaan Takut atau “Perilaku Aleman”

oleh -
oleh
Fobia. Foto: idntimes.
iklan dprd

Cara Mengatasi Phobia

Pengelolaan phobia yang diberikan dapat berupa psikoterapi, pemberian obat, maupun kombinasi dari keduanya.

Psikoterapi

  • Exposure therapy: terapi ini membantu merubah sudut pandang penderita phobia terhadap subjek atau situasi yang ditakutkan. Subjek atau situasi yang ditakutkan ini secara terkontrol dan berkala akan dihadapkan di depan penderita, sehingga penderita bisa belajar mengatasi rasa takut. Sebagai contoh, penderita claustrophobia yang takut menggunakan lift akan diminta untuk melihat gambar lift, membayangkan dirinya berdiri di depan pintu lift, dan masuk ke dalam lift. Lalu secara bertahap Anda akan diminta mencoba menggunakan lift hanya untuk naik satu lantai hingga lama kelamaan Anda terbiasa menggunakan lift.
  • Cognitive Behavioral Therapy (CBT): terapi ini menggabungkan terapi eksposure dengan jenis terapi lain yang bertujuan untuk membantu penderita phobia mengatasi rasa takut terhadap objek atau situasi tertentu. Terapi lebih ditekankan pada bagaimana cara mengontrol pikiran dan perasaan.

Pemberian Obat

iklan golkar idul fitri 2024

Pemberian obat terkadang diperlukan dalam penanganan fobia. Namun ingat pemberian obat ini harus dengan pemeriksaan dokter spesialis yang berwenang. Penderita fobia atau orang lain tidak bisa sembarangan menyarankan pemakaian obat tanpa pemeriksaan medis.

Dan perlu diingat, meminum obat yang diresepkan dokter itu bukan berarti kelemahan akibat fobia, tetapi langkah penanganan untuk mengatasi gangguan fobia.

Ada dua kategori obat untuk penanganan fobia, yaitu:

  • Beta blocker: obat ini bekerja dengan cara menghalangi kerja adrenalin yang dapat menstimulasi kerja tubuh (seperti peningkatan tekanan darah dan ritme jantung, suara bergetar, dan rasa lemas karena takut atau panik). Penggunaan beta blocker efektif untuk mengurangi gejala-gejala fobia yang muncul.
  • Antidepresan: antidepresan bertindak dalam mengontrol serotonin yang berfungsi mengendalikan mood.

Tips Praktis dalam Konteks Masyarakat Gunungkidul

  • Siapapun dan kapanpun dapat menderita fobia, tanpa memandang laki atau perempuan, tua atau muda, orang berpangkat atau orang biasa, cerdas atau biasa saja, miskin atau kaya, rajin beribadah atau kurang rajin beribadah dan atribut-atribut sosial lainnya.
  • Oleh karena penderita fobia adalah orang yang mesti ditolong atau bisa bangkit berinisiatif mencari pertolongan kepada layanan profesional (psikolog dan/atau psikiater).
  • Hindari memberikan olok-olok (bullying) atau cap negatif yang justru memperburuk penderita fobia untuk bisa pulih, mendorong penderita untuk segera mengakses layanan profesional adalah lebih berdampak positif.

****

Andriyani W.  Referensi: NIMH & hellosehat

Berbagi artikel melalui:

Komentar

Komentar