Festival Ketoprak: Sayang, Para Pemenangnya Garapan Sutradara Ternama Luar Gunungkidul

oleh -7447 Dilihat
oleh
Salah satu penampilan kontingen pada Festival Kethoprak 2016 di Gedung Kesenian Wonosari. KH/ Kandar
Salah satu penampilan kontingen pada Festival Kethoprak 2016 di Gedung Kesenian Wonosari. KH/ Kandar
Salah satu penampilan kontingen pada Festival Kethoprak 2016 di Gedung Kesenian Wonosari. KH/ Kandar

WONOSARI, (KH)— Festival Kethoprak 2016  telah selesai beberapa waktu lalu. Dari Pelaksanaan lomba tersebut mengeluarkan sederet kontingen sebagai pemenang. Mereka berhak atas piala dan uang pembinaan yang telah disiapkan penyelenggara.

Sebagaimana disampaikan Kepala Bidang Kebudayaan Disbudpar Gunungkidul, Ristu Raharjo beberapa waktu sebelumnya, festival bertujuan sebagai upaya pelestarian yang mencakup tiga hal, di antaranya: melindungi, memanfaatkan dan mengembangkan. Selain itu juga sebagai upaya regenerasi pelaku seni budaya masing-masing wilayah kecamatan.

Mengenai rangkaian seluruh pelaksanaannya, anggota Dewan Kebudayaan Gunungkidul Komite Teater Jawa, Joni Gunawan mengkritisi, bahwa tidak semua aspek yang ingin diraih dapat tercapai. Selain itu juga masih ada beberapa hal teknis yang membuat pelaksanaan terkesan banyak kekurangan.

“Pelaksanan relatif sukses. Masing-masing kontingen ada peningkatan. Perlu menjadi catatan penting, peralatan pendukung masih banyak kekurangan. Misalnya timer penghitung waktu hanya menggunakan HP, sehingga kontingen Playen jadi korban. Mungkin sedikit kelalaian lampu merah dinyalakan sebelum waktu habis,” keluh Joni, Kamis, (17/11/2016).

Seniman asal Playen ini tidak menyangkal, festival ini dapat melindungi agar kethoprak tidak punah. Namun dari sisi upaya pengembangan, ia menganggap secara keseluruhan tidak dapat tercapai. Sebab, apabila mencermati kontingen yang keluar sebagai pemenang, sebagian besar merupakan hasil garapan sutradara ternama dari luar Kabupaten Gunungkidul.

“Kecuali Kecamatan Rongkop dan Tepus, mereka murni garapan sutradara lokal. Sehingga upaya mengembangkan kreatifitas SDM khususnya penyutradaraan belum  ada kemajuan sama sekali,” kritiknya.

Sambung dia, sebenarnya hal tersebut sah-sah saja. Tapi karenannya terdapat kesenjangan yang sangat menyolok, Joni khawatir, hal itu dapat menyebabkan putus asa kecamatan yang kemampuannya terbatas.

Untuk diketahui berikut hasil lomba secara keseluruhan. Penyaji terbaik 5 : Kecamatan Tepus;  penyaji tebaik 4: Kecamatan Girisubo; penyaji terbaik 3: Kecamatan Rongkop; Penyaji terbaik 2: Kecamatan Panggang; Penyaji terbaik 1: Kecamatan Wonosari.

Sedangkan untuk penghargaan kategori perorangan adalah sebagai berikut. Penyutradaraan terbaik: Lukas Priyo Arintoko dengan lakon Rengganis (Wonosari); pemeran utama pria terbaik: Rusmiyanto (pemeran Sutikno-Rongkop); pemeran wanita terbaik: Endah Kartikasari (pemeran Rengganis-Wonosari); pemeran pembantu wanita terbaik: pemeran Nyi Wirojoyo- Girisubo; pemeran pembantu pria terbaik: pemeran Demung Langse (Slamet- Panggang); penata iringan terbaik: Purmadi Dwi Anggoro-Panggang, dan penata rias busana terbaik: Lilik R-Wonosari. (Kandar)

Berbagi artikel melalui:

Komentar

Komentar