WONOSARI, (KH),– Badan Otorita Borobudur (BOB) melakukan pendampingan persiapan aktivasi destinasi wisata penerapan Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) di Geosite Ngingrong. Melalui fungsi koordinatif pendampingan akan berlangsung dari tanggal 19 – 26 Oktober 2020.
Direktur Utama (Dirut) BOB, Indah Juanita usai membuka kegiatan pendampingan di aula pertemuan Geosite Ngingrong, Kapanewon Wonosari, Gunungkidul, mengatakan, pendampingan diberikan kepada 20 pengelola destinasi Geosite Ngingrong.
Pihaknya berharap, jika gugus tugas penanggulangan COVID-19 melakukan peninjauan dalam rangka persiapan pembukaan, maka destinasi wisata yang didampingi benar-benar telah siap.
“Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan sumber daya manusia terkait dengan tata aturan AKB sektor Pariwisata dan ekonomi kreatif (Parekraf),” kata Indah Juanita, Senin (19/10/2020).
Setelah adanya pelatihan dan pendampingan SDM Parekraf menyambut Adaptasi Kebiasaan Baru ini, pengelola dapat meneruskan izin buka terbatas Geosite Ngingrong yang telah disetujui oleh Gugus Tugas Covid Daerah Istimewa Yogyakarta dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) AKB yang telah diulas saat pelatihan dan pendampingan.
Lebih jauh disampaikan, kegiatan ini sebelumnya telah dilaksanakan di beberapa lokasi seperti Embung senja, Kabupaten Sleman dan provinsi Jateng yang dilaksanakan di Desa wisata Kenalan, Ketep Pass, Banyuroto, dan Gunung Gupak.
Dalam kesempatannyang sama, Direktur Kelembagaan dan Industri Pariwisata BOB, Bisma Jatmika menambahkan, pelatihan yang diberikan berupa sosialisasi aturan dalam AKB, meliputi Pelatihan Penghitungan Carrying Capacity, Alur Wisatawan, Pemetaan Zonasi Wisatawan, Visitor Management, Layanan Prima, dan Sapta Pesona.
“Selain itu, BOB juga telah memberikan dukungan sarana dan prasarana dalam menunjang implementasi Adaptasi Kebiasaan Baru kepada pengelola Geosite Ngingrong,” terang Bisma Jatmika.
Adapun fasilitas dan prasarana yang diberikan diantaranya Signage untuk carrying capacity dan alur penunjang, umbul-umbul, wastafel gerabah, instalasi, sinage pencegahan covid 19, rompi safety, thermo gun, tenda sarvanil full dinding 3×3, velbed, meja portabel, kursi portabel, masker kain, handsinitizer, sabun cair, kotak P3K, masker medis, sarung tangan, sepatu booth, sapu lidi, serok sampah, tempat sampah injak, dan tempat sampah fiber beroda.
“Geostite Ngingrong menjadi pilot project untuk wilayah Gunungkidul. Hasil dari pelatihan akan muncul SOP yang nanti bisa diduplikasi di tempat lain,” imbuh Bisma.
Sementara itu, Sekretaris Dinas Pariwisata (Dispar) Gunungkidul mengatakan, penerapan AKB di destinasi wisata di Gunungkidul telah berjalan di 29 kawasan. Diantaranya beberapa kawasan pantai dan wisata berbasis alam yang lain. (Kandar)