Diduga Depresi Karena Idap Berbagai Penyakit, Warga Saptosari Bunuh Diri

oleh -4330 Dilihat
oleh
Warga dan petugas berwajib hadir berada di kediaman warga yang bunuh diri. (doc. Polsek Saptosari)

SAPTOSARI, (KH),– Mr (45), warga Desa Kanigoro, Kecamatan Saptosari ditemukan meninggal dunia bunuh diri, Rabu, (27/5/2020) sekitar pukul 14.00 WIB.

Kapolsek Saptosari, AKP Wijayadi SH menginformasikan, peristiwa gantung diri diketahui oleh suami Mr, Pr (50) usai pulang dari ladang.

“Sebelumnya, suami pelaku pergi ke ladang mencari pakan ternak. Sementara pelaku berada di rumah sendirian,” terang AKP Wijayadi SH.

Saat Pr pulang, lanjut Kapolsek, kaget mendapati istrinya sudah dalam keadaan meninggal dunia gantung diri di kamar mandi. Pr lantas  memanggil tetangga meminta bantuan.

Dibantu dua tetangga, Mr diturunkan. Perangkat desa setempat kemudian melaporkan kepada pihak berwajib. Petugas Polsek Saptosari bersama petugas medis yang datang kemudian melakukan sejumlah pemeriksaan.

“Tidak ada tanda-tanda penganiayaan, murni gantung diri,” tukas AKP Wijayadi. Berdasar informasi yang dihimpun, yang bersangkutan mengidap berbagai penyakit yang tak kunjung sembuh, diantaranya lambung kronis, saraf tulang belakang dan typus. Diduga kondisi tersebut menjadi penyebabnya. (Kandar)

***

Catatan Redaksi:

  1. Ayo bantu ringankan beban dan pulihkan keluarga terdampak bunuh diri, dan berhentilah mencemooh, mengolok-olok atau menghujat orang/keluarga penyintas dari bunuh diri. Kejadian bunuh diri adalah peristiwa kemanusiaan dan problema kita bersama, dapat menimpa siapa saja tanpa memandang status sosial, pendidikan, agama, jender, dan atribut-atribut lainnya.
  2. Ayo bantu cegah bunuh diri di Gunungkidul dengan cara peduli kondisi fisik dan kejiwaan anggota keluarga, sanak saudara, dan sesama. Berikan bantuan kepada sesama yang memerlukan dukungan permasalahan kejiwaan atau kesejahteraan mental.
  3. Menyambungkan sesama yang membutuhkan pertolongan problema kejiwaan dengan layanan kesehatan terdekat (Puskesmas, Klinik, Rumah Sakit) atau layanan konseling kepada pemuka masyarakat dan pemuka agama setempat dapat menjadi upaya preventif mencegah bunuh diri.

Berbagi artikel melalui:

Komentar

Komentar