GUNUNGKIDUL, (KH),– Usianya memang masih baru menginjak 15 tahun, namun, Dewi Mega Prastiwi telah sibuk manggung di berbagai daerah. Baik sebagai penyanyi di pentas Campursari atau sebagai Waranggana pada pentas wayag kulit. Remaja dengan panggilan Mega ini tak begitu saja bisa menyanyi, ada usaha dan jerih payah yang dilalui. Ada dukungan orang-orang terkasih yang senantiasa mengalir.
Sejak usia SD ia memang sudah nampak punya bakat. Di sekolah Mega sering ikut dalam aneka lomba menyanyi. Prestasi kejuaraan banyak ia dapatkan. Bukan kebetulan, kedua orang tuanya, Ribut dan Sunarti memasukkan Mega ke Sanggar Jodiphati di Padukuhan Ngaron, Kalurahan Tambakromo, Kapanewon Ponjong, Kabupaten Gunungkidul. Meski dari tempat tinggalnya di Padukuhan Sawit Kidul, Kalurahan Gombang, cukup jauh, ayahnya tak pernah keberatan mengantar dan menunggu Mega latihan.
Di sanggar tersebut, Mega belajar banyak dari Roni Ahmad Wahyudi dan Pak Puji Waluyo. Gemblengan keduanya mengantarkan Mega menjadi sinden yang kian apik saat melantunkan gending. Dia banyak tampil di berbagai pentas campursari dan pertunjukan wayang kulit.
Bahkan, manajemen dalang muda yang sedang naik daun, Ki Yusuf Anshor kini merekrutnya menjadi salah satu waranggana yang akan selalu ikut manggung saat pementasan wayang.
Mega masih belajar di Sanggar. Disela kesibukan belajar di SMPN 1 Ponjong, ia masih sempatkan menimba ilmu dengan Eni, salah satu sinden di kampungnya. Dia juga suka melihat konten youtube sinden ternama dengan tujuan sebagai bahan belajar.
Sekalipun sibuk di berkegiatan dunia seni, ia tak mengabaikan kewajibannya belajar sebagai siswa. Mega selalu berusaha menuntaskan kompetensi minimal mata pelajaran yang dijarakan di sekolahan.
“Apabila ada materi ajar yang akan diujikan, saya sering membawa buku saat pementasan wayang. Disela-sela pentas saya menyempatkan belajar,” ujar Mega ditemui belum lama ini.
Sebagai waranggana, ia sudah paham betul bagaimana ritme menyanyi saat pentas. Kapan menyanyi dan kapan waktu longgar. Sehingga fokus pentas dan fokus belajar bisa dibagi. Mega-pun tak ketinggalan dengan setiap materi yang diajarkan guru. Nilainya dikelas bahkan tergolong cukup baik.
Saudara perempuan Putri Rahayu ini mengaku bisa membagi waktu latihan, pentas dan belajar serta kapan bersosialisasi dengan lingkungan. Ayahnya juga tetrus-menerus secara khusus menyediakan waktu untuk mengantar dan menemani Mega pentas maupun latihan. Apalagi, waktu selesai pentas atau belajar ‘nyiden’ sampai tengah malam bahkan hingga dini hari.
Dukungan tak hanya datang dari orang tua, istitusi pendidikan tempatnya belajar juga dinilai sangat memberikan kelonggaran. Apabila malam harinya ia pentas, guru memberi kelonggaran pada Mega agar bisa istirahat di Unit kesehatan Sekolah (UKS) setelah tugas-tugasnya selesai dikerjakan. Oleh sekolah Mega juga kerap diminta menjadi wakil dalam berbagai lomba perihal kesenian dan kebudayaan. Beberapa kali piala ia boyong dan persembahkan ke sekolah.
Mega mengaku beruntung, usaha orang tuanya berupa persewaan sound system sangat mendukung dalam usahanya memperdalam seni olah tarik suara. Dengan prianti yang dimiliki ayahnya, Mega leluasa latihan di rumah.
Seiring Mega bertumbuh, baik usia maupaun kemampuannya menyanyi, usaha persewaan sound system yang dirintis sejak lama itu kemudian dikembangkan. Mega punya group hiburan musik capursari. Mega Entertainment namanya. Belakangan pelan-pelan menerima job atau tanggapan.
Dengan lahirnya Mega Entertainment, praktis rutinitas Mega pentas mengibur masyarakat bertambah padat. Apalagi saat musim-musim orang hajatan dan pelaksanaan adat tradisi masyarakat, seperti rasulan dan lain-lain. Dalam semiggu, Mega bisa saja 3 hingga 4 kali pentas.
Waranggana yang mengidolakan Elisha Orcarus Allaso ini cukup bangga dengan prestasi yang diukir hari demi hari. Ia mampu menabung. Mampu pula membeli perlengkapan sekolah dan menyanyi.
“Beli laptop, langganan wifi, mic, baju pentas dan lain-lain,” tuturnya.
Tampil sebagai waranggana muda, cukup lumrah Mega sesekali melakukan kesalahan. Namun, ia tak putus asa. Dia akan jadikan kesalahan itu sebagai bahan evaluasi. Lalu, belajar lagi dengan gigih.
Menatap masa mendatang, Mega punya banyak harapan. Kelak ia ingin meniru Elisha Orcarus, memiliki sanggar sebagai tempat belajar seni dan terus berusaha melestarikan kesenian daerah. Mega juga berharap kelak bisa masuk ke Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta mengambil jurusan Karawitan.
Atas talentanya dengan apik mampu menyanyikan tembang-tembang jawa, tak heran Mega direkrut kelompok Karawitan Anshor Laras yang menyertai dalam muda Ki M. Yusuf Anshor sejak tanggal 7 juli 2022. Sejak saat itu ia kemudian turut serta pentas dalam pertunjukkan wayang kulit di berbagai tempat. Di group Anshor Laras Mega menjadi yang termuda. Mega kini juga punya fans yang di sebut dengan Masda Mega lovers. (Kandar)