Desa Logandeng Bentuk Kelompok Pengelola Sampah

oleh -4769 Dilihat
oleh
Contoh kerajinan dari limbah. Foto : Juju
ucapan Natal Golkar
Contoh kerajinan dari limbah. Foto : Juju
Contoh kerajinan dari limbah. Foto : Juju

PLAYEN, (KH) — Desa Logandeng, Kecamatan Playen, Gunungkidul memiliki kelompok pengelolaan sampah. Untuk tahap awal, swakelola sampah secara mandiri dikolala oleh warga masyarakat di lima padukuhan di desa tersebut.

Ketua Tempat Pengelolaan Sampah (TPS ) Manunggal, Suhardi mengatakan, melalui kelompok ini pihaknya mengajak masyarakat belajar mengelola sampah, sehingga sampah dapat diubah menjadi sesuatu yang bernilai tinggi.

“Ada dua sampah organik dan non organik. Sampah ini jika dikelola dengan benar, akan memiliki nilai jual dan manfaat serta nilai ekonomis tinggi,” kata Suhardi di sela peresmian TPS Manunggal, Kamis (23/4/2015).

Suhardi mengatakan, lima padukuhan yang akan menjadi anggota TPS Manunggal tahap pertama meliputi Padukuhan Jalakan, Plembon Lor, Plembon Kidul, Logandeng dan Pager. Lima paduluhan lainya akan menyusul pada tahap kedua.

Dia menjelaskan, dengan terbentuknya TPS Manunggal, pihaknya berharap 6.400 warga yang ada tidak membuang sampah secara sembarangan, tetapi masyarakat dapat memilah sampah seusai dengan jenisnya.

“Sampah yang ada, kita harapkan dapat dijadikan pupuk kompos dan kerajinan, sehingga memberikan penghasilan tambahan bagi warga,” terangnya.

Namun demikian, Suhardi mengatakan, proses yang dilakukan tidak semudah membalikan telapak tangan. Butuh komitmen dan semangat antusias masing-masing warga, sehingga terbentuk pandangan yang sama mengenai pengelolaan sampah.

“Sampah bukan masalah mudah, memang butuh kesadaran yang tinggi dari masyarakat. Tentunya kita akan terus memberikan pemahaman dan sosialisasi kepada masyarakat,” katanya.

Program Pengelolaan sampah ini, lanjut Suhardi, merupakan program Satker Pengembangan Lingkungan Permukiman Daerah Istimewa Yogyakarta (Satker PPLP DIY). Nantinya akan dibangun pusat pengelolaan sampah di wilayah tersebut.

“Dana yang digunakan untuk pembentukan TPS ini sebesar Rp. 400 juta. Untuk pembangunan gedung Rp.350 juta dan armada pengangkut Rp.50 juta,” paparnya.

Proses pengolahan sampah nantinya akan melibatkan seluruh masyarakat. Setiap harinya akan ada 5 orang pemungut sampah dari rumah ke rumah dan akan dikumpulkan ke tempat pengolahan sampah untuk disortir.

Sementara, Unit Pelaksana Teknis Kebersihan dan Pertamanan Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Gunungkidul, Sugiyatno mengungkapkan, volume sampah di Tempat Pembuangan Akhir Sampah (TPAS) Baleharjo sebesar 100 meter kubik pe hari.

“Cukup besar volume sampah di Gunungkidul. Dari jumlah ini mayoritas sampah yang terangkut adalah jenis sampah organik,” ungkapnya. (Juju)

Berbagi artikel melalui:

Komentar

Komentar