GUNUNGKIDUL, (KH),– Burung Branjangan atau yang akrab disebut burung sawah punya nilai ekonomis tinggi. Burung dengan nama latin Murafra Javanica ini laku bisa sampai jutaan rupiah.
Peternak Burung Branjangan, Suyono mengatakan, burung berukuran kecil yang ia budidayakan biasa disebut burung sawah lantaran habitatnya banyak tinggal atau berada di sawah.
“Mulai ternak sekitar tahun 2019, karena pandemi COVID-19 minat burung kicauan naik,” kata lelaki yang tinggal di Gading 5, Playen, Gunungkidul, DIY ini beberapa waktu lalu.
Ia secara otodidak memelihara dan membudidayakan Burung Branjangan. Pengetahuannya soal merawat burung memang telah dimiliki sejak remaja. Sebab, ia memang hobi memelihara burung.
Pria yang akrab disapa Mas Yono ini menuturkan, kelebihan Burung Branjangan diantaranya mampu berkicau dengan durasi lama.
“Suaranya juga kenceng, dan ragam kicauannya banyak,” imbuhnya.
Terlebih lagi, bagi Suyono, merawat Brajangan bukanlah perkara sulit. Persoalannya, burung cenderung liar. Butuh kesabaran ekstra supaya burung benar-benar menjadi jinak.
“Soal pakan mudah, dikasih kroto untuk yang masih kecil, lalu dikasih jangkrik untuk burung dewasa,” imbuhnya.
Seperti burung pada umumnya, saat siang butuh dijemur. Apalagi bagi yang masih dalam masa tumbuh kembang.
Dengan segenap kelebihan tersebut, Burung Branjangan laku tinggi bagi kalangan penghobi burung kicauan atau kicau mania.
Harganya beragam. Ungkap Suyono, satu ekor burung berkisar mulai Rp6 jutaan. Bahkan pernah burungnya laku senilai Rp20 juta. Tentu saja burung tersebut sudah punya keunggulan dalam hal berkicau.
Awal pertama beternak burung, ia memiliki satu pasang indukan saja. Kini ia punya indukan betina 20 ekor dan jantan 10 ekor.
“Sejak mulai memelihara, hingga saat ini sudah menjual sekitar 300-an ekor,” ujar lelaki yang menamai usahanya YDS Bird ini.
Lebih jauh disampaikan, pembeli burung dari YDS Bird merupakan penghobi dan orang-orang yang suka kontes burung.
Tak hanya seputar DIY Jateng, pembeli burung Suyono banyak diantaranya dari luar Pulau Jawa. (Kandar)