WONOSARI, (KH),– Senin (17/7/17), merupakan hari pertama masuk sekolah Tahun Pelajaran 2017/ 2018. Bupati Gunungkidul, Badingah, S. Sos., berkesempatan menghadiri Pengenalan Lingkungan Sekolah (PLS) SMK Kesehatan Wonosari.
Pada kegiatan yang berlangsung di Bangsal Sewoko Projo tersebut bupati berpesan secara tegas melarang adanya kekerasan dalam bentuk apapun. “Tidak ada tolerir terjadinya kekerasan pada kegiatan PLS,” tandasnya.
Bupati menilai PLS di SMK Kesehatan yang berisikan materi tentang Narkoba, Lalulintas, dan Kesehatan Masyarakat sangat baik sekali. Pihaknya juga mendorong agar pihak SMK Kesehatan selalu berkoordinasi dan bersinergi dengan semua pihak, baik Pemerintah Pusat, Pemda DI. Yogyakarta, maupun jajaran Pemkab Gunungkidul.
“Selain itu tetap ikuti regulasi penyelenggaraan pendidikan. Kami berharap SMK Kesehatan memberikan tambahan materi untuk Babysitter (perawatan bayi) dan perawatan Jompo/ Manula yang saat ini banyak dibutuhkan masyarakat dengan imbalan/ gaji yang juga relatif besar,” imbuhnya.
Pihaknya percaya SMK Kesehatan bisa menciptakan kader-kader kesehatan yang siap kerja sehingga bisa mengatasi pengangguran di Kabupaten Gunungkidul.
Sementara itu, Kepala SMK Kesehatan, Drs. Panut, dalam laporannya menyampaikan bahwa rekrutmen peserta didik baru oleh SMK Kesehatan dilakukan melalui “turba” ke SMP/MTs di wilayah Kabupaten Gunungkidu.
“Hasilnya dari angket yang disebarkan terdapat 513 siswa tertarik bersekolah di SMK Kesehatan Wonosari, dan yang kemudian mendaftarkan ada 135 anak,” ulasnya.
Mekasnisme seleksi, dipaparkan, setelah melalui ujian tertulis, kesehatan, dan wawancara, yang lolos ada 128 anak. Kemudian saat ini ada 100 anak yang diterima di SMK Kesehatan Wonosari.
Ketua Yayasan Pendidikan Gunungkidul, Ir. Ganis Wirawan,MM., dalam sambutannya menyampaikan, sebagaimana Visi SMK Kesehatan, yaitu Menjadikan SMK yang profesional dan meningkatkan daya saing peserta didik ditingkat Nasional maupun Internasional melalui pendidikan dan latihan bidang kesehatan, diharapkan lulusan SMK Kesehatan selain siap kerja juga bisa mandiri.
“Antara lain dengan memanfaatkan tanaman herbal disekitarnya sebagai obat alternative sehingga derajat kesehatan masyarakat Gunungkidul bisa meningkat,” terangnya. (Kandar)