BIN Galakkan Vaksinasi Massal di Daerah Gunungkidul dengan Capaian Rendah

oleh -1309 Dilihat
oleh
Bupati Gunungkidul, Sunaryanta meninjau vaksinasi di Puskesmas Purwosari. (KH/Kandar)

PURWOSARI, (KH),– Vaksinasi di Gunungkidul ditarget selesai akhir tahun 2021. Bupati Gunungkidul, optimis target tersebut dapat direalisasikan.

“Untuk dosis pertama saya yakin bisa tercapai. Target 70 persen jelas terealisasi,” kata Sunaryanta disela peninjauan vaksinasi massal kerjasama BIN dan Dinkes di Puskesmas Purwosari, Rabu (29/9/2021).

Pihaknya mengungkapkan, saat ini capaian di wilayahnya telah menyentuh lebih dari 60 persen. Apresiasi dia berikan kepada para pihak yang menginisiasi vaksinasi massal, diantaranya Badan Intelijen Negara (BIN) DIY.

Selain kepada BIN dan berbagai pihak yang terlibat dalam vaksinasi massal, Sunaryanta juga berterimakasih kepada masyarakat yang antusias bersedia hadir mengikuti vaksinasi. Dengan kesediaan masyarakat, dirinya berharap kelonggaran kegiatan dan aktivitas segera diberlakukan.

“Harapannya aktivitas perekonomian segera pulih,” harap Sunaryanta.

Dalam kesempatan yang sama, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM), Dinkes Gunungkidul, Sumitro mengatakan vaksinasi dosis pertama sudah mencapai 67,52 persen.

“Sedangkan untuk dosis 2 atau yang sudah lengkap mencapai 29,53 persen. Adapum total sasaran vaksinasi COVID-19 di Gunungkidul yang ditarget sebanyak 595.145 orang,” rinci Sumitro.

Dia menyebutkan, terdapat dua kapanewon yang capaian vaksinasinya tinggi, yakni Purwosari dan Ponjong. Hingga kemarin capaian di Purwosari sudah 69 persen.

“Kemungkinan hari ini setelah bertambah 1.500 warga tervaksin, vaksinasi di Purwosari tercapai 70 persen,” ungkap dia.

Perwakilan BIN DIY di Gunungkidul, Eko Susilo menyampaikan, BIN menggelar vaksinasi massal dengan sasaran wilayah yang capaiannya rendah. BIN berkoordinasi dengan kapanewon dan kalurahan setempat untuk memobilisasi warga agar mengikuti vaksinasi massal.

“Hari ini dan besok, dilakukan di Kapanewon Purwosari. Selanjutnya akan terus mencari daerah yang masih lambat untuk dipercepat,” kata Eko.

Selain itu, mengacu pada lambatnya vaksinasi, BIN DIY bekerjasama dengan Dinkes, Dinsos, dan PDHI, juga melakukan model penjemputan warga yang terkendala hadir di lokasi vaksinasi. Diantaranya seperti yang dialami para difabel.

“Khusus difabel tunanetra, kita lakukan penjemputan dan mengantar kembali ke rumah setelah divaksin,” imbuhnya.

Dengan model gerakan turun ke desa dan penjemputan bagi masyarakat rentan, diharapkan tidak ada lagi masyarakat yang terlewat dari pemenuhan hak untuk menerima vaksinasi. (Kandar)

Berbagi artikel melalui:

Komentar

Komentar