WONOSARI, (KH),– Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Gunungkidul menyelenggarakan kegiatan peringatan Nuzulul Qur’an sekaligus peringatan Hari Kebangkitan Nasional ke 111 di Bangsal Sewaka Praja, Senin, (20/5/2019).
Pada kegiatan peringatan bertema ‘Kebersamaan Dalam Keberagaman’ tersebut Kepala Kantor Kemenag Gunungkidul, H Aidi Johansah, M.Pd.I menyampaikan, momentum Hari Kebangkitan Nasional diharapkan dapat menyatukan kembali seluruh elemen bangsa khususnya di Kabupaten Gunungkidul usai pelaksanaan Pilpres dan Pileg.
“Mari satukan kembali meski sebelumnya memiliki pilihan dan aspirasi yang berbeda,” ajak H Aidi Johansah. Menurutnya dengan persatuan Indonesia akan menjadi negara yang kuat.
Pada kesempatan peringatan, Kemenag Gunungkidul menyerahkan sejumlah bantuan dan santunan kepada Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB), Baznas, Ormas NU, Muhammadiyah, lembaga MUI, Badan Pelestarian Penasehatan Perkawinan, serta kepada 50 siswa Madrasah berprestasi dan 50 anak yatim. Adapun total bantuan mencapai ratusan juta rupiah.
Dalam kesempatan yang sama, Kepala DPK Gunungkidul, Drs Ali Ridlo, MM., saat hadir mewakili Bupati Gunungkidul, Badingah S.Sos., menyebutkan, bahwa tantangan kehidupan umat beragama di beberapa tempat di Indonesia semakin berat. Beragam kesalahpahaman dan fanatisme yang berlebihan telah menempatkan masyarakat di tengah-tengah pertikaian segelintir pihak.
“Akibatnya, masyarakat seperti lidi yang lepas dari tali pengikatnya sehingga ikut tercerai-berai,” ujar Ali Ridlo.
Ironisnya, lanjut dia, dalam permasalahan seperti ini, agama sebagai sumber kedamaian justru dijadikan alasan untuk saling berkonfrontasi. Dengan melihat situasi yang sekarang berkembang di tengah masyarakat dimana agama sering dijadikan landasan untuk berbuat sesuai faham yang dianut sejumlah pihak, tentunya sebagai orang yang teguh pada tuntunan Al-Qur’an dan Sunnah Rasul, seharusnya benar-benar memahami dasar serta memegang konsekuensi dari tindakan yang dilakukan. Jangan sampai berbuat sesuatu hanya atas dasar solidaritas atau rasa “ewuh pakewuh” semata. Dalam hal ini, agama dan logika sama-sama harus tetap dikedepankan sehingga segala tindakan akan terarah dan diridhai oleh Allah Subhanahu Wata’ala.
Pihaknya mengaku bersyukur, Pemilu 2019 berjalan lancar, aman, dan damai serta kondosif di Kabupaten Gunungkidul. Diharapkan setelah pleno penetapan hasil Pemilu 2019, kondisi akan tetap aman, tentram dan damai. “Dengan spirit Ramadhan, kita bermunajat kepada Allah SWT agar dihadirkan pemimpin dan wakil rakyat yang amanah, yang betul-betul mencurahkan hatinya kepada masyarakat,” harap Ali.
Sementar itu Kepala Kantor Wilayah (Kanwil) Kemenag DIY, Drs . Edhi Gunawan, M.Pd.I mengajak masyarakat untuk menjadikan peringatan Nuzulul Qur’an sebagai syiar agama.
“Sementara dalam rangka peringatan Harkitnas ini mari tingkatkan wawasan kebangsaan. Membangun keharmonisan masyarakat menjadi kewajiban bersama untuk membangun indonesia maju dan jaya,” tukasnya. (Kandar)