Apa Kabar Aplikasi ‘Cakrawala Budaya Dhaksinarga’?

oleh -1319 Dilihat
oleh
Layout aplikasi berbasis android 'Cakrawala Budaya Dhaksinarga' keluaran Gunungkidul. KH/ Kandar
Layout aplikasi berbasis android ‘Cakrawala Budaya Dhaksinarga’ keluaran Gunungkidul. KH/ Kandar

WONOSARI, (KH)— Akhir Mei 2015 lalu, tepatnya pada hari jadi Gunungkidul ke-184 Pemkab Gunungkidul merilis sebuah aplikasi berbasis android ‘Cakrawala Budaya Dhaksinarga’. Sedianya aplikasi tersebut menjadi ‘peta’ digital dengan konten potensi budaya Kabupaten Gunungkidul.

Potensi budaya diantaranya meliputi; Geo heritage, Cagar Budaya, Kerajinan dan Kuliner, kemudian Seni dan Adat Tradisi. Tidak berselang lama setelah di launching, pengguna yang telah men-download di google playstore mencapai 500-an.

Pujian mengalir dari berbagai elemen terkait majunya pengelolaan pariwisata dan budaya yang dikombinasikan dengan kemajuan IT ini. Tetapi setelah ditelisik mengenai progress dari aplikasi ini ternyata tidak ada. Tujuan awal bahwa aplikasi akan memudahkan pengguna memperoleh informasi seputar budaya tak terealisasi. Informasi meliputi tracking letak objek budaya, pemberitahuan agenda terbaru tentang aktivitas yang berada di Gunungkidul ternyata tidak up date.

“SDMnya kurang, sehingga keberlanjutan untuk mengisi aplikasi dengan konten seputar kebudayaan tidak dapat dilakukan,” terang Ir. Winarsih Kepala Bidang Pelestarian Warisan dan Nilai Budaya, Dinas Kebudayaan Kabupaten Gunungkidul, Jum’at, (6/1/2016).

Jelas Winarsih, tidak ada petugas khusus atau admin yang bertangungjawab memasukkan konten budaya ke aplikasi, sehingga semenjak dirilis isinya masih tetap sama saja. Dalam berbagai kesempatan pihaknya pernah mengusulkan adanya rekruitmen tenaga atau personil, namun skala prioritas anggaran selalu menempatkannya diurutan belakang.

Dirinya berharap, setelah adanya penataan baru Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dilingkup Dinas Kebudayaan peluang untuk mengoptimalkan aplikasi semakin terbuka. Dengan begitu, agenda-agenda seni kebudayan yang berlangsung di Gunungkidul dapat terpublikasi.

“Semoga segera ada petugas yang memaintenance, sehingga pembuatan aplikasi tidak sia-sia,” harap Winarsih. (Kandar)

Berbagi artikel melalui:

Komentar

Komentar