WONOSARI,(KH),– Heru Dwi Wibowo (24), bersama dua orang temannya yang juga putra daerah Gunungkidul kini sedang berkarya menjadi guru di Thailand. Mereka adalah Heru, Ira, dan Robert.
Prestasi membanggakan ditorehkan oleh ketiga putra daerah Gunungkidul ini. Mereka berhasil lolos seleksi di Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta untuk menjadi pengajar di beberapa sekolah di Thailand.
“Iya, kami kesini (Thailand) melalui seleksi difakultas masing masing. Saya dari Fakultas Agama Islam, Robert dan Ira dari Fakultas Bahasa Inggris, setelah melalui tahapan seleksi alhamdulillah lolos,” ungkap Heru dalam percakapan melalui email kepada KH, Sabtu (21/3/2015).
Heru, yang mengajar Alquran Hadis, Sejarah, dan Fiqh merupakan alumni SMAN 1 Girisubo, ia warga asli Girisubo. Selanjutnya, Ira merupakan putri daerah asli Semin, sedangkan Robert adalah putra dearah asli Patuk Gunungkidul.
Ketiganya mengajar di sekolah yang berbeda. Heru ditempatkan di Sekolah Songserm Sasana Witya Mulniti School, beralamatkan di Kohmee Hat Yai Songkla. Untuk Ira mengajar di Canna, Chariyathamsuksa Foundation School, sedangkan Robert mengajar di Songkla. Mereka berdua, Ira dan Robert sama-sama mengajar Bahasa Inggris.
Di Negeri Seribu Pagoda tersebut, mereka dikontrak selama 1 tahun. Kontrak tersebut bisa diperpanjang. “Kami dikontrak disini selama satu tahun, dan setiap satu tahun kalau mau bisa diperpanjang,” imbuh Heru.
Heru mengaku cukup senang bisa diterima dengan baik di Thailand. Keramahan masyarakatnya, menjadikan Heru betah mengajar di Thailand.
“Rasanya senang, karena ternyata di Thailand yang kita sangka muslimnya sedikit ternyata muslimnya banyak juga, dan orangnya baik-baik dan sangat welcome. Masyarakatnya pun juga sangat baik, bahkan banyak sekali yang mengundang makan di rumahnya,” paparnya.
Dalam berkomunikasi, Heru mengaku di awal cukup kesulitan untuk memulai komunikasi dengan masyarakat.
“Saya berusaha mengajak berbicara pake Bahasa Thailand, Tetapi awal bulan sangat sulit untuk memulai komunikasi dengan masyarakat, Tapi alhamdulillah, sebagian mereka bisa Bahasa Inggris, maka kita berkomunikasi dengan Bahasa Inggris,” tuturnya.
Heru dan teman-temannya yang menjadi guru sudah berada di Thailand sekitar 10 bulan. Ia mengaku betah, meski begitu ia tetap merindukan tanah kelahirannya Gunungkidul.
“Sudah sekitar 10 bulan, betah alhamdulillah betah, kalau kangen Gunungkidul itu pasti hehe,” jelasnya.
Kini ia dan dua temannya tinggal di sebuah rumah yang telah disediakan, dengan fasilitas yang layak.
“Alhmdulillah disediakan rumah, rumah tingkat 2 dengan semua fasilitasnya. Itu saja kami masih merasa kegedean, 1 rumah buat 3 orang,” imbuhnya.
Untuk mengajar di Thailand, Heru mengaku gaji yang ia peroleh kurang lebih sekitar 5,8 juta. Ditanya soal pilihannya untuk memilih mengajar di Thailand, ia menjelaskan karena ia ingin mencari pengalaman baru.
“Kalau mendidik di negri sendiri ya mau, tapi kemarin sudah lama ngajar di indonesia, dan sekarang baru cari pengalaman” paparnya. (Gemma).