“Terpakai hanya sekitar hampir satu tahunan, itupun jarang,” katanya Minggu, (18/1).
Sedianya sumur tersebut dimanfaatkan ketika musim kemarau untuk mengairi tanaman sayuran warga. Ketersediaan air yang cukup di sumur pribadi milik warga yang berada di ladang membuatnya jarang terpakai.
Sulitnya perawatan dan pengoperasian mesin pompa air juga menjadi salah satu penyebabnya. “Selain itu debit air juga tidak stabil,” jelasnya.
Terpisah Tri Untoro Kades Pulutan mengutarakan, tujuan awal pembangunan sumur selain diperuntukkan bagi petani sayur juga untuk dijual kepada penyedia jasa tangki air saat kemarau, tapi kenyataannya kini mangkrak.
“Kenyataannya tidak tepat sasaran, skala prioritas sepertinya kurang diperhatikan ketika mengalokasikan anggaran untuk pembangunan sumur tersebut,waktu itu” tandasnya. (Kandar)