Cipayung Plus Serukan Petisi Singgung Buruknya Perjalanan Demokrasi di Indonesia

oleh -2144 Dilihat
oleh
cipayung
Aksi Cipayung Plus di titik 0 kilometer Yogyakarta. (dok. Cipayung Plus)

YOGYA, (KH),– Tujuh organisasi kemahasiswaan yang tergabung dalam Cipayung Plus menggelar aksi turun ke jalan memprotes situasi politik jelang Pemilu serentak 2024.

Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI), Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM), Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI), Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI), dan Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) terlibat dalam aksi tersebut.

Anggota PMKRI, Yonas melalui rilis tertulis mengatakan, pemilu merupakan sarana integrasi bangsa yang bertujuan untuk peralihan kekuasaan negara. Pemilu sebagai salah satu perwujudan pelaksanaan demokrasi di Indonesia yang mana setiap warga negara terlibat dan berpartisipasi dalam penyelenggaraan pemilu untuk memilih wakil rakyat dan pimpinan eksekutif secara langsung dan demokratis.

“Pesta demokrasi yang akan kita laksanakan ini harus menjadi wadah bagi kita untuk gotong royong menentukan masa depan bangsa dan seluruh rakyat Indonesia ke depan. Bahwa perbedaan pilihan juga hanya merupakan warna demokrasi yang harus kita hargai bersama,” kata Yonas, Senin (12/2/2024).

Lanjutnya, apalagi dalam situasi pemilu saat ini ada indikasi ancaman terhadap kesatuan dan persatuan seluruh rakyat Indonesia. Kita harus menyadari bahwa persatuan dan kesatuan seluruh masyarakat Indonesia adalah hal yang paling penting.

Dia menegaskan, kejadian akhir-akhir ini terkait keterlibatan oknum-oknum lembaga negara, ASN dan instrumen negara lainya dalam melakukan intervensi dan keberpihakan terhadap pasangan calon tertentu, menjadi bencana besar bagi cita-cita berdemokrasi kita.

“Politisasi Keputusan MK pun menjadi sejarah kelam penegakan dan netralitas institusi negara kita. Lembaga negara yang semestinya menjadi penopang pembangunan bangsa dan penegakan hukum justru bergerak dan mendukung kekuatan politik tertentu untuk mencapai kekuasaan, akan cukup sulit untuk memastikan pemilu akan berjalan aman dan damai jika lembaga negara tidak netral dalam momentum pemilu ini,” imbuh Yonas.

Tak hanya itu saja, selain itu, kecurigaan masyarakat terhadap pemerintah kian semakin meluas, ini menjadi ancaman masa depan yang memancing gejolak masyarakat dan seburuk-buruknya dapat menimbulkan pembangkangan masyarakat sipil terhadap pemerintah yang berkuasa jika pemilu diselenggarakan dengan keterlibatan lembaga negara, ASN dan berbagai kementrian yang diduga tidak netral dalam kontestasi pemilu.

Pada aksi yang digelar di titik 0 kilometer Yogyakarta, Cipayung Plus menyampaikan 2 petisi, antar lain menuntut Presiden, Lembaga Pemerintah, ASN, KPU dan Bawaslu untuk bersikap netral dan menjalankan tugas sesuai ketentuan dan undang-undang yang berlaku

“Kemudian mendukung lembaga penegak hukum untuk menindak tegas ASN, KPU, Bawaslu ataupun calon Presiden-Wakil Presiden, DPR-RI, DPD RI, DPRD Kabupaten dan DPRD Provinsi yang terbukti melakukan pelanggaran Pemilu. Demikian petisi ini kami buat dengan harapan bahwa imbauan dan seruan ini menjadi semangat bersama dalam menciptakan pemilu yang aman, damai, tertib dan ber-etika. Hidup mahasiswa!!! Hidup rakyat Indonesia!!!,” tukas Yonas. (Kandar)

Berbagi artikel melalui:

Komentar

Komentar