GUNUNGKIDUL, (KH),– Warga binaan Lembaga Pemasyarakatan (LAPAS) Kelas II B Yogyakarta tak hanya sebatas tinggal dan menjalani masa tahanan. Di dalam Lapas yang berada di Wonosari, Gunungkidul ini mereka juga memproduksi berbagai kerajinan tangan.
Kepala Lapas Kelas IIB Yogyakarta, Evi Loliancy mengatakan, warga binaan punya banyak kegiatan di Balai Latihan Kerja (BLK) Lapas. Ada yang membuat batik, aneka produk fashion, dan kerajinan.
“Mereka membuat produk sesuai dengan minat dan bakat masing-masing. Sebelumnya petugas Lapas melakukan assesment lantas menyalurkan serta memfasilitas bakat dan minat mereka,” kata Evi Jumat (17/11/2023).
Kedepan, evi melanjutkan, akan melakukan kerjasama dengan pihak-pihak lain untuk mengenalkan produk dan hasil karya warga binaan ke masyarakat luas.
Sejauh ini, produk batik kreasi warga binaan sudah laku tidak hanya ke konsumen internal petugas semata. Namun, konsumen dari berbagai pihak pada momentum tertentu, produk batik kerap laku dibeli.
Dia menyebut, batik karya terpidana mati Mary Jane merupakan produk yang cukup laris. Bahkan sempat dibeli warga asing.
Dalam satu bulan, batik karya warga binaan setidaknya laku 10 potong. Setiap potong kain batik dijual mulai Rp600 hingga Rp800 ribu. Untuk kaos dengan pewarnaan tertentu, dijual mulai Rp75 ribu.
Hasil penjualan sebagian menjadi hak warga binaan si pembuat karya. Secara rinci pembagian prosentasenya yakni, 50 persen sebagai premi atau hak warga binaan selaku pembuat, pajak-pajak 15 persen dan 35 persen sisanya dikembalikan ke biaya modal.
Lebih jauh disampaikan, 199 warga binaan yang menghuni Lapas Perempuan Kelas II B Yogyakarta di Gunungkidul cukup produktif. Mereka praktek belajar dan memproduksi karya setiap harinya. Ke depan, pasar yang lebih luas akan diusahakan untuk dijangkau. Diantaranya melalui berbagai platform marketplace.
Evi menerangkan, mengenai pemenuhan gizi warga binaan di Lapas cukup baik. Setiap hari menu makanan yang disediakan pihak Lapas dan diolah sendiri oleh warga Lapas telah memenuhi kebutuhan nutrisi dan gizi yang semestinya.
Sementara itu, di Lapas juga terdapat kegiatan yang lain. Imbuh Evi, tiap tanggal 17 warga binaan menggelar upacara bendera. Petugas upacara berasal dari warga binaan. Secara periodik petugas upacara itu diganti dengan warga binaan yang lain. (Kandar)