GUNUNGKIDUL, (KH),– Rumah di perdesaan Gunungkidul umumnya berukuran luas. Hal itu jika cerdik dimanfaatkan akan mendatangkan profit.
Sepertihalnya Sudomo (72), warga Kwarasan Wetan, Kedungkeris, Nglipar, Gunungkidul ini. Halamannya seluas 550 meter persegi belakangan ditanami bawang merah.
Meski tinggal sendirian dan usiannya tak lagi muda, Sudomo tak malas-malasan. Tak seperti biasa. Halaman rumah yang ia miliki tak lagi ditanami rumput pakan ternak. Usai ditanami padi ia lantas ganti menanami bawang merah lahan pekarangannya.
“Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) Dinas Pertanian dan Pangan memberi gambaran pemanfaatan pekarangan. Saya kemudian tertarik menanam bawang merah asal biji karena modal yang harus disediakan lebih murah dibanding asal umbi,” kata Sudomo belum lama ini di rumahnya.
Bawang merah dia tanam pada awal Juli dengan bibit asal biji yang usianya menginnjak 35 hari. Saat ini tanaman bawang sudah genap berumur tanam 80 hari. Kurang lebih seminggu lagi dapat dipanen.
“Sudah didatangi pedagang bawang merah dengan penawaran total Rp12 juta. Harga bawang merah saat ini tidak sebaik saat hari raya kemarin,” tutur Sudomo.
Meski begitu, ia masih merasa untung. Bahkan tahun depan dia berencana akan kembali menanam bawang merah asal biji.
“Keseluruhan pekarangan nanti akan saya tanami bawang merah setelah tanaman padi,” sambung Sudomo.
Terpisah Kepala Bidang Perkebunan dan Hortikultura Dinas Pertanian dan Pangan Gunungkidul HK Adinoto, SP., MSi., sangat mendukung kegiatan pemanfaatan pekarangan untuk pengembangan budidaya bawang merah, termasuk penggunaan bibit bawang merah asal biji.
“Petani seperti pak Domo bisa mendorong petani lainnya untuk ikut budidaya bawang merah asal biji dengan modal yang lebih sedikit dari pada asal umbi,” terang Adinoto.
Lanjut dia, gangguan hama penyakit terhadap bawang merah asal biji ternyata lebih sedikit sehingga petani bisa berpeluang panen.
“Untuk saat ini pengembangan bawang merah asal biji dikembangkan seluas 30 hektar di wilayah Semin, Ngawen dan Semanu. Masing-masing Kawasan dikembangkan 10 hektar.
Menurutnya, apabila pekarangan dapat dioptimalkan seperti halnya pekarangan milik Sudomo, ia tak pesimis Gunungkidul dapat mencapai surplus bawang merah. (Kandar)