GUNUNGKIDUL, (KH),– Geosite Lembah Ngingrong merupakan destinasi wisata minat khusus di Gunungkidul. Gua salah satu jalur sungai bawah tanah di Gunungkidul ini berada di Desa Mulo, Kapanewon Wonosari. Dari tahun ke tahun tempat ini terus mencoba memanjakan pengunjung dengan berbagai fasilitas.
Fasilitas yang tersedia saat ini bisa dinikmati adalah fasilitas Rappelling, flying fox, dan caving. fasilitas ini mulai dibangun sejak beberapa tahun lalu sebagai bentuk rintisan desa wisata.
Lokasinya yang strategis cukup memudahkan pengunjung untuk menikmati layanan wisata yang ditawarkan oleh para pemandu di sana. Selama liburan setidaknya ratusan pengunjung menjajal wahana Rappelling dan flying fox.
Biaya untuk menikmati Rappeling, pengunjung harus mengeluarkan uang sejumlah Rp35 ribu guna memperoleh layanan pemanduan menuruni tebing sedalam 30 meter hinga 80 meter. Sedangkan untuk flying fox pengunjung cukup membayar dengan Rp15 ribu saja.
Caving atau susur goa menawarkan 2 macam paket, yaitu horizontal caving dan vertical caving. Horisontal caving menempuh jarak antara Goa Lengkep hingga Goa Ngoboran sejauh 200 meter. Untuk paket ini setiap orang harus mengeluarkan biaya Rp30 ribu. sementara untuk vertical caving yaitu penelusuran goa ke arah bawah dipatok dengan tarif Rp500 ribu/paket untuk 5 orang.
Lembah Gua Ngingrong, 1 Dari 13 Geosite di Gunungkidul
Lembah Ngingrong yang di salah satu sudutnya terdapat gua menjadi 1 dari 13 geosite di Gunungkidul. Tempat yang biasa disebut Lembah Karst Mulo ini berwujud lembah dengan ukuran memanjang yang cukup dalam dan bertebing terjal.
Sebagai daerah karst atau batu gamping, mulanya terjadi proses alamiah berupa penggerusan atau pengikisan lapisan tanah ke dalam bumi.
Bermula dari cekungan tempat peresapan air yang mengalir melalui celah-belah tebing, semakin lama meluas dan dalam sehingga terbentuk lembah. Kini menjadi situs yang dapat djadikan laboratorium alam bagi para pembelajar.
Kamu perlu tahu, kawasan Gunungsewu masuk dalam Global Geopark Network (GGN) sejak diresmikan oleh UNESCO pada 21 September 2015 silam. Di Gunungkidul sendiri ada 13 geosite. Salah satu geosite tersebut adalah lembah karst Gua Ngingrong. (red)