KARANGMOJO, (KH),– Permasalahan antara pengelola Obyek Wisata Gua Pindul dan pemilik tanah di atasnya telah berlangsung lama. Polemik ini berkepanjangan. Belum ditemukan titik temu antara keduanya.
Bupati Gunungkidul Sunaryanta belum lama ini turun langsung menjadi mediator. Mempertemukan para operator wisata Gua Pindul dengan pemilik lahan di atas destinasi tersebut, Atik Mayanti.
Dalam mediasi juga menghadirkan Ketua DPRD Gunungkidul, Endah Subekti Kuntariningsih dan unsur dari pemerintah Kalurahan Bejiharjo.
Sebagaimana diketahui, Destinasi wisata Gua Pindul yang menjual jasa wisata rafting sungai bawah tanah ini sempat booming menjadi salah satu tempat tujuan wisata favorit di Gunungkidul.
Seiring jumlah kunjungan wisatawan yang membludak, konflik antara para pengelola jasa wisata dan pemilik lahan di atas gua Pindul semakin memanas. Konflik ini berlangsung bertahun tahun hingga saat ini.
Sebagai Bupati Gunungkidul, Sunaryanta menilai pentingnya mediasi intensif yang mempertemukan kedua belah pihak.
“Permasalahan yang terjadi sudah berlarut larut dan tak kunjung usai, semoga dengan upaya mediasi ini konflik berkepanjangan tersebut bisa cepat selesai,” katanya pada wartawan di Balai Kalurahan Bejiharjo, belum lama ini.
Dari berbagai catatan, konflik Gua Pindul mulai muncul lantaran pemilik lahan di atas Gua Pindul, Atik Damayanti merasa terganggu dengan aktivitas wisata yang berjalan. Atik akhirnya mengklaim siapapun yang melakukan usaha di Gua Pindul harus mengajukan izin ke dirinya. Hal itu berani dia lakukan karena dia adalah pemilik lahan, dan dibuktikan dengan sertifikat kepemilikan tanah.
Dengan mediasi ini, Sunaryanta mengharapkan agar proses mencari titik temu antara pemilik lahan dan pengelola wisata dilakukan secara simultan.
“Semoga nanti dapat dicari kesepakatan dan kesepahaman antara keduanya. Pengelolaan yang selama ini juga bermasalah diharapkan nanti bisa jadi satu manajemen,” kata Sunaryanta.
Secara terpisah, Atik Damayanti selaku pemilik lahan sangat menaruh harapan besar pada kepemimpinan bupati yang baru ini atas polemic yang terjadi.
“Selama ini, semua proses mediasi menemui jalan buntu,” ujar Atik
Atik mengaku, pihaknya sudah berjuang bertahun-tahun untuk mempertahankan haknya tersebut, dan sampai saat ini belum ada kejelasan.
Dalam kesempatan yang sama, Pj Lurah Bejiharjo Sakimin, menyebut bahwa konflik Gua Pindul yang berlarut-larut tanpa adanya solusi tentu menurunkan citra pariwisata. Aktivitas warga yang menjadi pelaku wisata jadi terganggu, begitu juga dengan wisatawan yang berkunjung.
“Konflik Gua Pindul ini hanya melibatkan segelintir orang, namun karena berkepanjangan efeknya akhirnya mengganggu kehidupan warga secara umum,” ujar Sakimin.
Hal senada juga disampaikan Ketua DPRD Gunungkidul, Endah Subekti Kuntariningsih. Ia mengatakan perlu duduk bersama agar solusi konkret dari persoalan ini bisa muncul. Sebagai ketua Dewan, Endah mengatakan akan mendengar dan mengolah semua aspirasi dan kepentingan dari berbagai pihak, dan akan membantu mencarikan jalan tengahnya
“Demi kenyamanan wisatawan, situasi kondusif obyek wisata perlu dijaga, semoga proses mediasi ini bisa menemukan jalan terbaik untuk semua pihak,” tandas Endah. [Edi Padmo]