“Cuaca panas sering terjadi saat temperatur udara naik di atas 40 derajat Celcius. Pada suhu ini, sengatan panas mulai berpeluang mematikan sistem internal dalam tubuh,” katanya saat ditemui KH, Kamis (30/10/2014).
Ia menambahkan, untuk menormalkan suhu tubuh di tengah cuaca panas, bisa dilakukan dengan beristirahat dan minum air yang banyak. Saat terjadi dehidrasi, darah menjadi terkonsentrasi sehingga fungsi organ terganggu. “Akibatnya terjadi perubahan sistem saraf pusat seperti: delirium, koma, dan kejang. Serangan panas bisa mempengaruhi fungsi hati, ginjal, otot dan kerusakan jantung,” imbuhnya.
Untuk mencegahnya, minum banyak cairan non-alkohol dan hindari kegiatan yang akan meningkatkan suhu tubuh. Beberapa jenis obat-batan seperti ekstasi dan alkohol bisa meningkatkan suhu tubuh penyebab dehidrasi.
Gejala-gejala serangan panas tampak mirip dengan panas akibat kelelahan. Tetapi kulit bisa terlihat kering tanpa berkeringat. Kesehatan mental pun memperburuk kondisi seseorang. Tanda-tandanya antara lain suhu tubuh sangat tinggi, kulit memerah, panas dan kering tetapi tidak berkeringat, lidah kering dan membengkak, denyut nadi cepat, sakit kepala berdenyut, pusing, kebingungan, mual, hingga kadang-kadang tak sadarkan diri.
Agar tetap bisa beraktivitas di dalam cuaca panas, Sumitro menambahkan ada beberapa tips beraktivitas dalam cuaca panas. “Membatasi aktivitas di siang hari, namun jika terpaksa melakukan aktivitas di siang hari diharapkan untuk menggunakan tabir surya, topi dan kaca mata hitam serta sering minum air putih,” tandasnya. (Atmaja/Bara)