SEMANU, (KH) — Mencari ikan memang sangat digemari oleh masyarakat Gunungkidul, baik itu dewasa maupun remaja. Cara mencari ikan dengan berbeda beda cara; ada yg memakai jaring, galah, pancing, ataupun dengan tangan kosong. Ada alat pancing unik yg ada di Gubungkidul, salah satunya dengan “wawung”.
Kongking, salah satu warga Wangen Kidul, Semanu adalah salah satu pemancing yang menggunakan wawung sebagai alat memancing udang . Dengan alat sederhana ini kongking meraup pundi pundi rupiah setiap harinya.
Disela-sela mengangkat wawungnya di Telaga Jonge, Kongking mengatakan, memasang wawungnya dengan mengelilingi Telaga Jonge dari pagi sampai sampai jam 14.00. Selama waktu itu kongking sudah mengangkat wawung sebanyak 3 kali.(24/2/2015)
Wawung adalah alat memancing sederhana yang memanfaatkan barang bekas, yaitu dengan botol minuman bekas yang dipotong di tengah; dan cara memancingnya dengan membenamkan botol tersebut di dalam air yang dikaitkan dengan tali pancing yang diikatkan di potongan bambu kecil dan ditancapkan di pinggir telaga. Untuk umpannya, menggunakan nasi yang dipadatkan atau biasa disebut “puli”.
“Biasanya hasil pancingan setiap harinya dijual di rumah; dibungkus dengan plastik seperempat kg. Per bungkusnya dihargai Rp. 5.000,00 ,” imbuh Kongking.
Dalam sehari penghasilan Kongking berkisar Rp.40.000,00 sampai Rp.50.000,00. Kadang bisa lebih, tergantung dengan jumlah hasil pancingan udang selama seharian. Jika tidak hujan, Kongking melanjutkan memancingnya di malam hari sampai pagi hari.
Tidak hanya warga Desa Wangen Kidul asal konsumen udang hasil pancingan Kongking, akan tetapi juga para pemancing yang gemar menggunakan udang sebagai umpannya; karena kongking menjualnya dalam keadaan mentah dan belum diolah sama sekali.(Hari/Tty)