GUNUNGKIDUL, (KH)— Dinas Pendidikan Kabupaten Gunungkidul berencana akan melakukan regrouping 2 Sekolah Dasar Negeri (SDN) guna mengoptimalkan kegiatan belajar mengajar.
Sekretaris Dinas Pendidikan Kabupaten Gunungkidul, Agus Subariyanto mengatakan, pihaknya tengah mewacanakan regrouping 2 SDN yang pada Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB) beberapa tahun terakhir tidak mendapatkan pendaftar calon siswa.
Tahun ini, SD yang diusulkan untuk diregrouping yaitu SDN Giripanggung Kapanewon Tepus dan SDN Gunungsari Kapanewon Semanu. Dua sekolah tersebut memang sudah tidak menerima pendaftar calon siswa.
“Ini (regrouping) baru sebatas usulan. Karena memang harus disepakati oleh stakeholder pendidikan dan pemangku wilayah,” kata Agus Subariyanto, saat dikonfirmasi, Rabu (18/06/2025).
Kajian penggabungan 2 sekolah ini masih dilakukan. Sebab menurut Agus, ada banyak aspek yang harus dipertimbangkan. Mulai dari jarak tempuh, keberadaan calon siswa di 2 wilayah tersebut, dan beberapa hal lainnya.
Kajian ini dimaksudkan menjadi bahan pertimbangan yang nanti dipakai sebagai landasan pengambilan kebijakan sekaligus bahan sosialisasi kepada warga. Agar saat kebijakan regrouping diterapkan tidak menimbulkan permasalahan baik penolakan dari warga dan risiko persoalan lain yang mungkin timbul.
“Belum tahu pasti nanti disepakati tahun ini atau tahun depan. Kami masih melakukan koordinasi dengan pihak terkait,” jelasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Gunungkidul, Nunuk Setyowati, mengatakan, SPMB untuk jenjang SD dengan sistem online telah dibuka pada 3 sampai 5 Juni 2025 lalu. Dari ratusan SD yang membuka pendaftaran ada 14 SD yang tidak ada pendaftarnya.
Adapun diantaranya SDN Giripanggung, SDN Gupakan II, SDN Kropak, SDN Puleireng, Kapanewon Tepus. Kemudian SDN Gunungsari Kapanewon Semanu, SDN Jaten Tanjungsari, SDN Wonolagi Playen.
Sementara itu, untuk sekolah swasta yang nihil pendaftar antara lain; SD Kanisius Bandung 1 Playen, SD Muhammadiyah boarding school, SD Muhammadiyah Gebang Rongkop,SD Muhammadiyah Pilangrejo Nglipar, SD Muhammadiyah Wareng Wonosari, SD Muhammadiyah Wonodoyo Ponjong, dan SD Sanjaya Kalurahan Giring Paliyan.
“Secara online memang tidak ada pendaftar. Maka dari itu kami terapkan kebijakan untuk membuka pendaftaran system offline sampai nanti jadwal masuk sekolah. Pada prinsipnya jangan sampai ada anak yang tidak sekolah,” terang Nunuk Setyowati.
Menurut dia, sepinya pendaftar ini salah satunya karena jumlah anak-anak yang akan masuk SD saat ini justru lebih sedikit dibandingkan dengan beberapa tahun lalu.
Berdasarkan data yang ada, jumlah kuota untuk calon siswa SD yaitu sebanyak 13.888 kursi. Namun demikian, untuk pendaftar SD hanya ada 7.111 calon siswa. Sedangkan untuk yang diterima hanya 6.666 siswa.