PATUK, (KH),– Antusiasme wisatawan cukup tunggi untuk mengunjungi kebun bunga Amarilis atau hippeastrum di Desa Salam, Kecamatan Patuk, Kabupaten Gunungkidul. Kebanyakan motivasi wisatawan mengunjungi kebun bunga yang mekar sekali setiap tahun ini untuk berswafoto.
Setidaknya, ada empat titik kebun bunga amarilis yang dikembangkan warga di Kecamatan Patuk. Salah satu pemilik kebun, Sukadi menuturkan, minat kunjungan tergolong masih sangat tinggi. Terbukti, hingga hari ke 14 semenjak dibuka puluhan ribu wisatawan telah singgah di kebun Amarilis miliknya yang berada tepat di samping ruas jl. Wonosari-Yogya.
“Telah dikunjungi sekitar 20 ribu wisatawan. Selain wisatawan lokal sebagian datang dari luar Gunungkidul,” ungkapnya, Minggu, (2/12/2018). Sekitar 25%, umumnya anak-anak tidak diminta membayar tiket.
Setiap pungunjung yang ingin masuk ke kebun diminta untuk membayar tiket sebesar Rp. 10 ribu. Dari banyaknya kunjungan, kebun Amarilis yang dikembangkan Sukadi meraup pemasukan hingga sekitar Rp80 jutaan.
Lanjutnya, jumlah tersebut merupakan pemasukan kotor. Belum dikurangi biaya operasional sejak penanaman, penataan kebun, serta biaya tenaga kerja yang membantu pelayanan selama dibuka untuk dikunjungi.
“Khusus 30% dari pemasukan saya anggarkan untuk warga dan saudara yang membantu mengelola kebun,” jelas Sukadi.
Terobosan yang dilakukan Sukadi cukup berhasil. Lahan pekarangan rumah seluas 3500 meter persegi yang diubah menjadi kebun Amarilis saat ini jauh lebih produktif. Keberhasilan tersebut juga dapat memberi kesempatan pekerjaan kepada lebih dari 30 warga terlibat dalam pengelolaan.
“Perhari rata-rata dikunjungi 1.500 orang. Jika Sabtu-Minggu naik menjadi 3.000-an pengunjung. Umur bunga kemungkinan sampai 2-3 hari lagi dapat dikunjungi,” tukas Sukadi. (Kandar)