WONOSARI, (KH)— Paraga kontingen asal Kecamatan Wonosari kembali menjadi jago urusan pementesan Kethoprak pada festival Kethoprak Gunungkidul tahun 2017. Kecamatan lain tak mampu merebut predikat terbaik yang disandang Wonosari selama dua tahun terakhir.
Penghargaan diserahkan pada penutupan festival yang dilangsungkan di Gedung Kesenian, Baleharjo, Wonosari, Gunungkidul, Sabtu, (22/4/2017).
Salah satu pemeran sekaligus Dewan Kebudayaan Wonosari, Giyanto mengaku berbesar hati atas performa yang disuguhkan ia bersama rekan-rekannya. Pementasan lakon Gagak Seto dengan sutradara Lucas Priyo membuat dewan juri mantap memberikan nilai 1.627 sebagai nilai tertinggi kepada Wonosari.
Giyanto menuturkan, sebagian pemeran merupakan hasil audisi yang dilakukan Dewan Budaya Wonosari melengkapi pemain senior. “Kita bangga dengan hasil yang diraih. Keberhasilan memperoleh juara dan membawa kembali piala bergilir merupakan kerja keras semua crew,” ujar Giyanto.
Sementara itu, beberapa pemeran baru mengaku mendapat pengalaman berharga dapat ikut bergabung menjadi bagian Kethoprak Wonosari. Seperti yang diutarakan Natalia dari Baleharjo, berperan sebagai Sulastri awalnya merasa diberi peran yang berat karena sebagai pemeran utama wanita.
“Tapi berkat kerjasama tim produksi yang solid akhirnya saya bisa melaksanakan tugas yang diberikan sutradara, saya beruntung bisa bergabung dengan kontingen wonosari yang akhirnya bisa meraih penyaji terbaik tahun ini,” tukasnya bangga.
Pemeran baru lainnya, R. Yohan dari Wonosari, pada mulanya mengaku merasa ada beban tersendiri karena target dari tim produksi adalah mempertahankan piala bergilir yang di dapat tahun kemarin.
“Sebagai pemula merasa canggung tapi teman-teman pemain terus mendukung saya dan akhirnya mampu beradaptasi. Saya bersyukur bisa menjadi bagian dari Wonosari, sekaligus juga bangga bisa ikut melestarikan kethoprak di daerah saya,” papar Yohan.
Menguntit dibelakang Wonosari, empat urutan berikutnya diantaranya; Panggang, Tepus, Semanu dan Nglipar. (Kandar)