Wajah Sumringah Pelaku Seni Bejiharjo Terima Hibah Gamelan Perunggu

oleh -5467 Dilihat
oleh
Desa Budaya Bejiharjo terima hibah gamelan perunggu dari Dinas Kebudayaan DIY. KH/Sugeng

KARANGMOJO, (KH).– Wajah sumringah nampak terlihat di muka para pelaku seni karawitan Desa Bejiharjo Kecamatan Karangmojo Kabupaten Gunungkidul. Begitu pula wajah riang gembira para perangkat desanya. Hal itu karena pada Kamis (27/7/2017), Desa Bejiharjo sebagai salah satu desa budaya di Gunungkidul telah menerima hibah gamelan perunggu dari Dinas Kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta.

Setelah sekian tahun menanti keinginan untuk memiliki gamelan perunggu, akhirnya keinginan tersebut dapat terwujud. Gamelan yang dipesan dari dari Sukoharjo pukul 16.30 WIB itu kemudian diturunkan bersama dan ditata di dalam pendopo Balai Desa Bejiharjo untuk langsung dicoba setelah diserahterimakan.

Acara serah terima bantuan hibah gamelan perunggu dari Dinas Kebudayaan DIY kepada Desa Bejiharjo tersebut dilaksanakan pukul 20.00 WIB. Hadir dalam acara tersebut, Kepala Seksi Adat dan Tradisi Disbud DIY Drs Markus Swarisman , Kepala Desa Bejiharjo Yanto, Ketua Desa Budaya Bejiharjo Hargo Warsono, MPd , para pelaku kesenian karawitan, Pendamping Desa Budaya Kabupaten Gunungkidul, dan para perangkat Desa Bejiharjo.

Sebelum diserahterimakan diadakan acara doa bersama, kenduri dan potong tumpeng sebagai wujud rasa syukur kepada Tuhan yang telah mengabulkan keinginan warga Desa Bejiharjo tersebut. Doa rasa syukur dipanjatkan yang dipimpin oleh Kaum Suwardi.

Dalam sambutannya, Hargo menuturkan, “Rasa senang ini tidak dapat digambarkan dengan kata-kata. Ini hal yang luar biasa, sudah puluhan tahun kita menunggu gamelan perunggu ini. Tahun ini sudah kita terima di tanggal 27 Juli 2017”.

Desa Budaya Bejiharjo, lanjut Hargo, mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Dinas Kebudayaan DIY atas bantuan yang telah diberikan.

Mewakili Kepala Disbud DIY, Markus Swarisman menuturkan, bahwa bantuan ini bersifat hibah. “Bantuan ini sifatnya hibah pinjam pakai. Aslinya (gamelan tersebut) milik Dinas, kemudian dihibahkan ke Desa Bejiharjo. Hak penggunaan sepenuhnya ada di Bejiharjo,” ungkapnya.

Dalam berita acara tersebut terdapat 44 item gamelan perunggu laras pelog slendro (3 paket). Markus berharap dengan adanya bantuan hibah ini dapat bermanfaat bagi masyarakat dan dapat meningkatkan kessenian di Desa Bejiharjo dalam melestarikan kebudayaan. Ia juga mengingatkan, karena gamelan tersebut masih baru, maka harus sering digunakan agar bahannya memadat, dengan demikian semakin lama bunyi yang dikeluarkan semakin bagus dan panjang.

Atas permintaan Ketua Desa Budaya, Markus memberikan tetenger (tanda) gamelan tersebut dengan nama Kyai Swari Broto. Swari diambilnya dari burung swari, salah salah satu burung yang memiliki warna yang indah dan suara yang besar dan keras sedangkan broto diartikannya sebagai sebuah usaha. Dengan tetenger tesebut, ia berharap agar dapat menjadi sesuatu yang besar dan indah bagi masyarakat Desa Bejiharjo.

Yanto selaku kepala desa selanjutnya mengagendakan, bahwa setiap Selasa Wage perangkat desa dapat berlatih nggamel. Hari itu dipilih sesuai dengan hari berdirinya Desa Bejiharjo. Ia berharap untuk kedepannya, Desa Bejiharjo mendapat bantuan wayang kulit untuk menambah aset Desa Bejiharjo  agar masyarakat dapat merasakan manfaatnya.

Serah terima tersebut dilakukan secara simbolis dengan penyerahan rebab oleh Markus kepada Yanto. Setelah serah terima tersebut, acara ditutup dengan penampilan kelompok seni karawitan Desa Bejiharjo. Sayangnya Ki Sadipan salah satu maestro Lelagon Wisata Gunungkidul yang menunggu datangnya gamelan sejak sore petang itu harus dipulangkan karena karena sedang tidak enak badan. Meski demikian acara tersebut tetap berjalan hingga pukul 22.00 WIB. (Sugeng Riyanto).

Berbagi artikel melalui:

Komentar

Komentar