WONOSARI,(KH),– Pameran seni rupa ke 5 Ikatan Perupa Gunungkidul (IPG) dibuka oleh Wakil Bupati (Wabup) Gunungkidul, Immawan Wahyudi, Sabtu, (22/7/2017) malam di bekas gedung Pengadilan Agama Gunungkidul. Kegiatan merupakan agenda besar seniman-seniman rupa Gunungkidul, berkolaborasi dengan seniman undangan dari kota lain yang terlibat dalam satu perhelatan seni.
Dalam kesempatan tersebut Wabup menyampaikan perkembangan mengenai progres Pemkab melalui Dinas Kebudayaan dalam memberikan dukungan terhadap bidang seni budaya di Gunungkidul. “Dalam waktu dekat pembebasan tanah sebagai calon lokasi gedung budaya akan segera dilaksanakan,” katanya.
Sementara itu Plt. Dinas Kebudayaan, Agus Priyanto menyambung, bahwa kedepan mengenai konsep gedung seni rupa atau ruang pameran tetap akan melibatkan para seniman. Hal ini agar kelak di kemudian hari gedung benar benar merupakan konsep ruang pamer.
“Bukan gedung yang bisa disalah fungsikan menjadi gedung multi fungsi atau gedung serba guna,” jelas Agus.
Sementara itu, ketua panitia kegiatan, Herlan Susanto menyinggung tema Gono Gini yang diambil, papar dia, dalam masyarakat jawa Konflik atas harta sering disebut dengan harta gono gini. Sementara dalam kamus KBBI, Gono Gini adalah harta bersama yang di peroleh suami istri secara bersama sama selama dalam masa perkawinan.
Lanjutnya, konflik ini bersifat interen keluarga, konflik yang terjadi harusnya bisa diselesaikan secara kekeluargaan. Tetapi bila meluas dan konfilk disebarluaskan secara berkepanjangan bisa menjadi aib.
Keluarga yang dimaksud yakni baik keluarga kecil yang berisi Bapak ibu dan beberapa anak, dapat pula keluarga masyarakat, kerajaan, maupun keluarga besar berbangsa dan bernegara.
Sejarah mencatat, konflik yang berasal dari perebutan harta dan kekuasaan di keluarga seperti contohnya kerajaan, akhirnya melemahkan kerajaan tersebut. Lalu, tanya Herlan, bagaimana dengan rakyatnya ketika mengetahui Konflik tersebut?. Konflik keluarga “besar” beruoa kerajaan atau negara yang memperebutan kekuasaan akan menjadi konflik politik.
“Gono gini sendiri bisa dibaca lebih bahwa bukan hanya harta semata yang sebenarnya harus di jaga bersama tetapi komitmen bersama dalam keluarga itu yang penting. Harta tak ternilai yaitu saling menghargai dan berbagi agar bisa meredam badai dari luar,” ulasnya. (Kandar)