Terjadi Lagi di Zona Merah Antrkas: Sapi Limousin Usia 5 Tahun Mati Mendadak

oleh -1807 Dilihat
oleh
Antraks
Proses penguburan sapi mati diduga Antraks. (Istimewa)

GUNUNGKIDUL, (KH),– Sapi jenis Limousin milik Sarto Utomo warga Gombang, Ponjong, Gunungkidul, mati mendadak, Jumat, (4/2/2022) dini hari.

Sapi yang telah dipelihara selama 2 tahun ini mati dengan gejala seperti terinfeksi Antraks. Diantaranya mati secara mendadak serta di bagian dubur mengeluarkan darah.

Kepala Bidang Kesehatan Hewan, Dinas Peeternakan dan Kesehatan Hewan (PKH), drh. Retno Widyastuti menyampaikan, sapi yang mati lantas dikubur oleh warga dibantu petugas UPT Pusat Kesehatan Hewan wilayah setempat.

Kematian seekor sapi berkelamin betina ini membuat jumlah ternak mati di zona merah Antraks menjadi 16 ekor.

“ternak mati di zona merah Antraks menjadi 16 ekor. Yang 15 terkonfirmasi Antraks. Yang terakhir ini masih menunggu hasil uji laboratorium,” kata dia, Sabtu, (5/2/2022).

Berdasar penelusuran yang dilakukan, sapi tak memiliki riwayat sakit sebelum mati. Pemilik sebelumnya memberikan pakan rumput gajah atau kalanjana seperti biasa. Di sekitar kandang juga tak terdapat sapi baru yang dipelihara.

“Tiba-tiba kejang dan mati. Di bagian dubur keluar darah,” terang Retno.

Dia melanjutkan, penguburan sapi dilakukan dengan protokol Antrkas, yakni disiram formalin di sekitar kandang dan liang penguburan. Bahkan, pengecoran dengan semen di atas liang juga dilakukan.

Tindakan tersebut dilakukan agar risiko penyebaran bakteri Antraks tidak terjadi. Sebab bakteri Antraks yang berada di tanah bisa bertahan hingga puluhan tahun. (Kandar)

Berbagi artikel melalui:

Komentar

Komentar