Tanggapan Disdikpora Terkait Penghentian Kurikulum 2013

oleh -2358 Dilihat
oleh

WONOSARI,(KH) — Menanggapi dihentikannya Kurikulum 2013 oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Anies Baswedan, Disdikpora Gunungkidul meneruskan instruksi yang dikeluarkan Mendikbud. Untuk sekolah yang baru menerapkan kurikulum 2013 selama satu semester, kembali akan memakai kurikulum 2006. Namun untuk sekolah yang menerapkan kurikulum 2013 sudah tiga semester, tetap menggunakan kurikulum 2013 sebagai sekolah percontohan.

Tijan, S.Sos MM selaku Kasi Tendik dan Kurikulum bidang TK/SD Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Gunungkidul mengatakan, bahwa di Gunungkidul terdapat 12 sekolah dasar yang menjadi percontohan sekolah sasaran, yang melaksanakan kurikulum 2013, namun diterapkan di kelas tertentu.

“Terkait evaluasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan perihal pelaksanaan kurikulum 2013, pada dasarnya untuk sekolah yang sudah menjalankan Kurikulum 2013 selama 3 semester, silahkan untuk dilanjutkan,bagi sekolah yang baru mulai pada semester ini, untuk di semester genap besok, kembali ke kurikulum 2006,” katanya.

Tijan menambahkan, untuk pengolahan nilai akhir pada semester ini, akan dikoordinasikan Kepala Dinas dengan Disdikpora DIY. Wacana sementara, untuk penilaian pada semester sekarang ini tetap masih menggunakan Kurikulum 2013, kemudian untuk kembali ke kurikulum 2006 dimulai pada semester genap.

“Nanti seperti apa, nilai yang sekarang ini sudah berjalan kan besok itu terima rapot, itu termasuk nilainya bagaimana ini sedang dikonfirmasikan. Tetapi melihat di pembelajaran semester satu menggunakan kurikulum 2013, logikanya, ya memakai kurikulum 2013 walaupun itu bisa dikonversi. Untuk penilaian semester ini, sesuai dengan rambu-rambu ya memakai kurikulum 2013,” tambahnya.

Pada dasarnya, pembelajaran menggunakan kurikulum 2013, dimaksudkan agar siswa memiliki kesempatan mengembangkan inovasi, kreasi, sehingga pembelajaran tidak hanya fokus kepada gurunya, namun siswa juga dituntut aktif.

“Setiap perubahan, hal baru itu ada segi positif dan negatifnya, semua pakai proses tidak semata-mata langsung menguasai. Meskipun sudah didiklat tetap saja harus melalui proses,” ulasnya.

Surati,salah satu guru kelas 1 SD, ketika ditemui KH mengatakan bahwa walaupun Kurikulum 2013 bagus tetapi belum semua guru dapat  menerapkan kurikulum 2013 dengan baik.

“Alhamdulilah, saya lega, karena selama menerapkan Kurikulum 2013 saya kesulitan dalam memberikan penilaian.Penilaian yang bentuknya bermacam-macam, membuat  kayaknya pekerjaan guru cuma nguplek-uplek administrasi saja. Padahal cara mengajarnya juga butuh persiapan yang matang.” katanya. (Gemma/Bara)

Berbagi artikel melalui:

Komentar

Komentar