WONOSARI, (KH) — Produksi buah pisang di Kabupaten Gunungkidul cukup tinggi setiap tahunnya. Tak ayal, kabupaten yang memiliki daerah terluas di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) ini, menjadi salah satu penyuplai buah pisang di Jawa Tengah dan DIY.
Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura (TPH) Gunungkidul, Azman Latif mengatakan, berdasarkan data di TPH pada tahun 2013, produksi buah pisang di Gunungkidul mencapai 378.467 buah. Pada tahun 2014 jumlahnya diprediski naik karena memasuki musim penghujan.
“Pisang mudah tumbuh di 18 kecamatan di Gunungkidul. Jika perawatan tanaman ini dilakukan dengan benar, sebenarnya menawarkan untung yang berlipat,” katanya saat ditemui di sela memantau kontes Pisang Kepok Kuning, di Kantor TPH, Selasa (9/12/2014).
Dia menjelaskan, belum banyak petani yang fokus untuk membudidayakan tanaman pisang. Umumnya petani Gunungkidul menanam pisang hanya sebagai pekerjaan sampingan. Itu saja perawatanya tidak dilakukan dengan benar dan hanya sekedar dibiarkan. “Keinginan petani Gunungkidul untuk ngopeni pisang secara benar, apalagi merawatnya masih sangat minim. Tanaman pisang hasilnya sangat banyak, jika dibandingkan dengan tanaman hortikultura lainya,” ungkapnya.
Azman mengungkapkan, pembinaan dan penyuluhan kepada petani untuk merawat pisang dengan baik diakuinya sudah dilakukan. Harapannya, tanaman pisang dapat dijadikan tambahan penghasilan bagi masyarakat. “ Nilai ekonimis pisang ini sangat tinggi,”ujarnya.
Sementara, Ketua Panitia kontes pisang TPH 2014, Yuni Hartini mengatakan, ada 41 pisang jenis kepok kuning dari petani di 18 kecamatan Gunungkidul yang mengikuti kontes. Lomba ini digelar untuk meningkatkan kualitas pisang dan produksi pisang di Gunungkidul.
Yuni menerangkan, ada 5 indikator penilaian yang diterapkan, di antaranya jumlah sisir per tandan, keseragaman ukuran, keseragaman bentuk, tingkat ketuaan buah, dan kemulusan kulit. Pemilik pisang terbaik, akan diberikan penghargaan berupa uang pembinaan. “Lomba ini merupakan kegiatan rutin tahunan, dengan harapanya petani dapat berlomba-lomba menghasilkan buah pisang yang bagus, sehingga kualitas pisang di Gunungkidul setiap tahunya terus meningkat,” katanya.
Yuni menambahkan, Pengelolaan makanan berbahan dasar pisang di Gunungkidul terus dikembangkan. Saat ini TPH Gunungkidul telah membuat tepung pisang sebagai bahan dasar makanan tambahan bagi bayi. “Selain itu, ceriping pisang juga terus kita kembangkan variasnya,” ulasnya.
Setelah melakukan penilaian kepada 41 peserta lomba, pisang kepok kuning milik Supardi, warga Bendung, Semin, keluar sebagai juara I. Juara II diraih oleh Sugito, warga Saptosari III, dan juara ke III diraih oleh Sukidi warga Girisekar, Panggang. (Juju/Tty)