Tak Cuma Api, Damkar Gunungkidul Pernah Dihubungi Saat Got Mampet Hingga Sapi Terperosok

oleh -3686 Dilihat
oleh
Damkar
Kepala UPT PBK Gunungkidul, Bambang Supriyana. (KH/ Kandar)

GUNUNGKIDUL, (KH),– Hampir segala bentuk kedaruratan menjadi bagian tugas dan tanggungjawab petugas Pemadam Kebakaran (Damkar). Dengan kata lain, petugas Damkar saat ini bersedia melayani panggilan kedaruratan selain kebakaran.

Kepala Unit Pelaksana Teknis Penanggulangan Bahaya Kebakaran (PBK) Gunungkidul, Bambang Supriyana menyampaikan, permintaan penanganan insiden selain peristiwa kebakaran sebelumnya memang sering masuk. Ia dan jajarannya pun berusaha maksimal melakukan upaya penanganan atau penyelamatan.

Terlebih, aturan yang melingkupi tupoksi petugas Damkar telah diperbaharui. Tertuang dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) Nomor 16/2020, Damkar kini memiliki tugas menjadi Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan.

“Penyelamatan baik jiwa manusia dan satwa diantaranya hewan peliharaan,” kata Bambang belum lama ini.

Bahkan, pihaknya juga pernah dimintai bantuan saat saluran air atau got di kawasan pasar mampet atau tersumbat.

“Kami pernah semprot got di Pasar Playen, pernah pula evakuasi sapi terperosok kubangan atau septic tank,” imbuh dia.

Permintaan bantuan lain yang tergolong unik, yakni memotong cincin dijari warga hingga mengevakuasi kucing di dalam sumur.

Karena fungsinya kian luas, ia memastikan mengoptimalkan potensi satuan lain yang punya ruang lingkup tugas sejenis. Koordinasi dengan pihak terkait selalu dilakukan agar penanganan tetap efektif.

“Kami kerjasama dengan dengan BPBD Gunungkidul yang menaungi UPT PBK, termasuk SAR, hingga komunitas hewan,” tutur Bambang.

Masyarakat bisa menghubungi atau mengakses layanan kedaruratan dinomor hotline lewat telepon atau WhatsApp ke 0274391113.

“Saat ini ada 8 personel yang selalu siaga selama 24 jam beserta peralatannya. Kami akan langsung merespon permintaan warga perihal musibah kebakaran hingga penyelamatan jiwa,” tukas Bambang. (Kandar)

Berbagi artikel melalui:

Komentar

Komentar