PLAYEN, (KH),– Seperti tahun-tahun sebelumnya, Sekolah Dasar (SD) Wonolagi di Dusun Wonolagi, Kalurahan Ngleri, Kapanewon Playen, Kabupaten Gunungkidul, DIY pada tahun pelajaran 2020/2021 ini hanya memperoleh 2 murid baru.
Sedikitnya murid yang masuk tiap tahun merupakan hal biasa. Sebab SD ini berada di pelosok. Beberapa ratus meter ke arah barat dari sekolah yang berdiri tahun 1980 ini telah berbatasan dengan Kabupaten Bantul.
Untuk sampai ke sekolah ini, dari pusat kalurahan harus masuk melintasi jalan di tengah hutan dan kebun kayu putih sejauh sekitar 5 kilometer. Praktis tak mungkin ada siswa dari padukuhan lain.
“SD kami hanya menampung anak usia sekolah dari Padukuhan Wonolagi saja yang didiami oleh 49 Kepala Keluarga (KK),” kata Kepala SD Wonolagi, Karitas Marsudiyanti, S.Pd., saat ditemui Jum’at, (17/7/2020).
Minimnya murid, membuat sekolah ini sempat hendak ditutup atau diregrouping. Karena jelas tidak memenuhi standar jumlah rasio antara guru dan murid.
“Tahun ini kami memiliki total 13 siswa. Kelas 1 ada 2 siswa, kelas 2 kosong, kelas 3 ada 4 siswa, kelas 5 ada 4 siswa dan kelas 6 kosong,” rinci Karitas Marsudiyanti.
Ia mengungkapkan, tahun pelajaran 2015/2016 nyaris ditutup. Namun setelah dikunjungi oleh Gubernur DIY, Sri Sultan HB X disela pencanangan Kampung KB, wacana regrouping urung dilakukan. Gubernur menginginkan agar SD Wonolagi dipertahankan. SD statusnya menjadi sekolah layanan khusus. Meski demikian hingga saat ini SK tersebut belum diberikan.
Sekolah dengan 6 tenaga pendidik ini belakangan baru saja menggelar Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS). MPLS digelar 3 hari dengan tatap muka. Setelah itu dilanjutkan kegiatan pembelajaran secara daring atau Belajar Dari Rumah (BDR).
Beski terpencil, beruntung jaringan seluler dan internet tak begitu susah di wilayah ini. Guru biasanya memberikan materi atau tugas dengan mengirim video dan materi lain melalui aplikasi percakapan Whatsapp. Terkadang juga memakai google clasroom.