WONOSARI, (KH)— Patut dijadikan teladan, begitu gigih dan semangatnya dalam menjalani hidup ini tergambar dari perjuangan Suraji dalam mencari rezeki. Meski usianya telah menginjak 60 tahun, ia masih kuat berjalan ratusan kilometer memanggul beratnya barang dagangannya.
Ada tempat tidur, kursi, meja, almari dan juga beberapa jenis meubelair lainnya ia panggul menyusuri jalan di berbagai wilayah di Gunungkidul. Berangkat dari kediamannya di Padukuhan Geger, Desa Pengkol Kecamatan Nglipar bersama dagangannya ia diantar menggunakan mobil jasa angkut hingga wilayah Karangtengah Wonosari.
Dari situlah berangkat pukul 06.30 WIB pagi, ia mulai berjalan menyusuri desa demi desa, dusun-dusun menawarkan dagangannya. “Kalau dalam sehari belum laku, ada ratusan kilometer berjalan, tergantung cepat laku apa tidak,” katanya, saat ditemui di wilayah Wiyoko, Kecamatan Playen, Jumat, (27/5/2016).
Ia menuturkan, ketika ada orang yang memberhentikannya untuk bertanya dan menawar, saat itu pula ia manfaatkan untuk istirahat sejenak. Ketika telah menempuh puluhan kilometer belum juga ada yang menawar maka ia akan mencari tempat teduh untuk beristirahat.
“Sudah sejak 15 tahun lalu saya jualan berkeliling seperti ini. Demi kebutuhan keluarga tentunya,” sambung dia.
Ia sebutkan, barang dagangannya itu diperoleh dari pembuat berbagai meubelair di dekat tempat tinggalnya. Dari setiap satu buah dagangan yang mampu dijual, dirinya mendapat keuntungan antara Rp. 75 hingga 100 ribu. “Itu kotor, buat operasional makan dan lainnya jatuhnya jadi Rp. 50 ribuan,” jelas Suraji.
Dari rumah ia tak hanya membawa satu buah meubelair saja, dua atau tiga jenis berbeda biasa ia titipkan di wilayah Karangtengah. Apabila sedang mujur, waktu juga belum begitu siang maka ia akan kembali ke Karangtengah mengambil dagangan lalu berkeliling lagi.
Terkadang, apabila hingga petang hari dagangan belum terjual juga, maka ia akan titipkan di rumah warga di wilayah yang terakhir ia singgahi. Lalu kembali berjalan pulang, atau mencari tebengan.
“Keesokan harinya diambil lagi, lalu dipanggul dijual keliling lagi. Begitu seterusnya,” imbuh Suraji. Ia mengaku tak ada keraguan dalam menuju suatu tempat, meski saat ini telah banyak pengrajin meubelair di wilayah dusun-dusun. Suraji tetap yakin, dan selalu akan ia jajakan dagangannya berkeliling. Pedoman dia, berusaha sekerasnya saja, Tuhan yang akan memberikan hasilnya. (Kandar)